BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang
saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi,
Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah
sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan,
dan siswa sebagai peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan
tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis,
karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis
mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal.
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan
memadai kalau memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya
manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan
pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar),
sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat
peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan,
laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup biaya
investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat
pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional.
Agar
sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana
pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan
secara lebih terkonsep dan terarah
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan menajemen ?
2. Apa yang
dimaksud sarana dan prasarana penjas ?
3. Bagaimana
manajemen sarana dan prasarana penjas ?
4. Bagaiaman peran
guru dalam manajemen sarana dan prasarana penjas ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian manajemen.
2. Mengetahui
pengertian sarana dan prasrana penjas.
3. Mengetahui
manajemen sarana dan prasarana penjas.
4. Memahami
peran guru dalam manajemen sarana dan prasarana penjas.
D.
Manfaat
agar kita sebagai guru penjas / calon
guru penjas memahami dan mengetahui tentang manajemen sarana dan prasarana
penjas sehingga di saat kita terjung langsung ke sekolah mampu menangani
manajemen sarana dan prasarana penjas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
1.
Pengertian Manajemen Secara Umum
Pengertian
manajemen secara umum memiliki banyak sudut pandang dan presepsi. Namun secara
global kesemua pengertian manajemen akan fokus pada hal penting ialah pembuatan
keputusan.
Kata
manajemen bersumber dari bahasa Inggris yaitu “manage” yang memiliki arti
mengelola, mengendalikan, mengusahakan, dan memimpin. Pengertian manajemen pada
umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk meraih tujuan pada
organisasi melalui kerja bersama dan bekerja sama dengan sumber daya yang
dipunyai organisasi. Secara lebih spesifik pengertian manajemen adalah ilmu dan
seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Arti
manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama tim. Kemampuan untuk melihat
integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada satu naungan visi
merupakan seni dari manajemen. Oleh karena itu pengertian manajemen juga dapat
dikatakan sebagai seni. Seni manajemen mencakup kemampuan visi tersebut.
Berbagai aspek dalam manajemen seperti perencanaan, kepemimpinan, komunikasi,
dan pengambilan keputusan berhubungan dengan unsur manusia tentang cara
pendekatan manajemen seni. Pada tahap penerapan, manajemen memiliki subyek dan
obyek. Subyek yaitu orang yang mengatur yang disebut manajer. Sedangkan obyek
adalah segala sesuatu yang diatur.
Pengertian
manajemen lainnya adalah sebagai ilmu. Manajemen merupakan ilmu yang sangat
luas dan saling berhubungan dengan ilmu lain seperti keuangan, pemasaran,
Sumber Daya Manusia. Penerapannya dapat digunakan pada manajemen organisasi
bisnis, sistem informasi manajemen ataupun pada manajemen keseharian.
2.
Pengertian Manajemen Secara
Etimologi
Menurut
sumber lain, arti manajemen secara bahasa atau etimologi berasal dari bahasa
Perancis kuno yaitu ménagement. Kata ini mempunyai arti seni melaksanakan dan
mengatur. Inilah yang mendasari bahwa pengertian manajemen adalah sebuah seni.
Seni yang berarti dekat dengan keindahan. Suatu keindahan manajemen yang
teratur, rapi, dan terstruktur. Manajemen berfungsi untuk mengatur dan membuat
tatanan terstruktur rapi. Manajemen mengatur yang belum teratur sehingga
membentuk ketidakteraturan menjadi pola yang baru.
3.
Pengertian Manajemen Menurut Para
Ahli
Pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengenai Pengertian Manajemen
dari berbagai pakar. Penjelasan mengenai manajemen kali ini diperoleh dari
berbagai sumber sehingga pembaca dianjurkan untuk memeriksa kevalidan
keterangan mengenai arti manajemen. Akan tetapi penjelasan akan disampaikan
sejelas-jelasnya mengenai apa itu manajemen menurut para ahli.
1. George R.
Terry
Pengertian manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional maksud yang nyata.
2. Marry
Parker Follet
Marry Parker F mengatakan bahwa
pengertian manajemen adalah sebagai suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa
diselesaikan dengan orang lain.
3. Manullang
Arti manajemen menurut Manullang
merupakan seni dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan,
pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. John D
Millet
Dalam bukunya yang berjudul
Managemen in the Public Service, John D Millet menyatakan mbahwa definisi
manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang
dalam suatu organiasasi guna mencapai tujuan.
5. James A.F
Stoner
Pengertian manajemen menurut James
A.F Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber
daya organisasi yang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
6. Lawrence
A. Appley
Secara singkat Lawerence
mengemukakan arti manajemen sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan
melalui usaha orang lain.
7. Wilson
Bangun
Wilson memiliki arti yang tidak
terlalu berbeda dalam mengemukakan definisi manajemen. Menurut Wilson manajemen
ialah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh tiap-tiap anggota
organisasi untuk mencapai tujuannya.
8. Harold
Koontz dan Cyrill O’ Donnel
Pada buku yang karangan Harold
Koontz dan Cyrill O’Donnel yang berjudul The Principles of Management, mereka
mengemukakan mengenai pengertian manajemen.
Pengertian manajemen didefinisikan
sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang lain.
B. Pengertian Sarana Dan Prasarana
Penjas
1.
Sarana Pendidikan Jasmani
Sarana pendidikan jasmani merupakan
peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan
jasmani. Sarana pendididkan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu
yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan
dari satu tempat ketempat lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001: 999) dijelaskan, “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Contoh: bola, raket, pemukul,
tongkat, balok, raket tennis meja, shattle cock, dll. Sarana atau alat
sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik
dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.
Menurut
Ratal Wirjasantoso (1984: 157) alat-alat olahraga biasanya dipakai dalam
waktu relatif pendek misalnya: bola, raket, jarring, pemukul bola kasti,
dan sebagainya. Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan
dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering di pakai dalan
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, agar alat dapat bertahan lama
harus dirawat dengan baik.
Sarana
maupun alat merupakan benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga,
dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut
sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat olahraga merupakan hal
yang mutlak harus dimiliki oleh sekolah, tanpa ditunjang dengan hal ini
pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan
baik. Sedang menurut Sukintaka yang dimaksud alat adalah alat-alat
olahraga adalah “ alat yang digunakan dalam olahraga, misalnya bola untuk
bermain basket, voli, sepak bola.
Soepartono
(1999/2000) menyatakan istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari
fasilitas yaitu sesuatu yng dapat digunakan dan dimanfaatkan dalah
pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Selanjutnya sarana juga
dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani mudah dipindah bahkan mudah dibawa oleh
pemakai.
Sedangkan sarana olahraga dapat
dibedakan menjadi :
a. Peralatan ialah sesuatu yang
digunakan.
Contoh:
peti loncat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain sebagainya.
b. Perlengkapan ialah:
1) Semua yang melengkapi kebutuhan
prasarana. Misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas.
2) Sesuatu yang dapat dimainkan atau
dimanipulasi dengan tangan atau kaki.
Misalnya:
bola, raket, pemukul.
Berdasarkan
pengertian sarana yang di kemukakan beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa, sarana pendidikan jasmani merupakan perlengkapan yang
mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnya dinamis
dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
misalnya bola, raket, net, dll. Dan sarana atau alat pendidikan jasmani
merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam prose pembelajaran
pendidikan jasmani atau olahraga, segala sesuatu yang dipergunakan
tersebut adalah yang muddah dipindah-pindah atau dibawa saat dipergunakan
dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga. Sarana
pendidikan jasmani merupakan media atau alat peraga dalam pendidikan
jasmani.
Dengan
demikian dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani apabila didukung
dengan sarana yang baik dan mencukupi, maka anak didik atau siswa bahkan
guru akan dapat menggunakan sarana tersebut dengan baik dan
maksimal. Tentunya anak didik atau siswa tersebut akan merasa senang
bahkan puas dlam memakai sarana yang terdapat disekolahnya. Dengan
memiliki sarana yang memenuhi standar maka anak atau siswa dapat
mengembangkan keinginannya untuk terus mencoba olahraga yang disenanginya.
Menurut Nana Sudjana (2005:100) bahwa salah satu fungsi alat peraga yaitu,”
Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi
belajar mengajar.
Dengan
kata lain, menggunakan alat peraga hasil belajar yang dicapai akan tahap
lama akan diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi” . Penggunaan
sarana yang baik mempunyai peranan penting untulk meningkatkan hasil
belajar. Oleh karena itu, penyediaan sarana pendidikan jasmani harus ideal
sesuai dengan jumlah siswa. Tersedianya sarana pendidikan jasmani yang
ideal sesuai dengan jumlah siswa, maka pembelajaran akan berjalan secara
efektif dan efisien. Namun sebaliknya, sarana pendidikan jasmani
yang tidak ideal, pembelajaran pendidikan jasmani akan terhambat kurang
efektif dan banyak waktu yang terbuang.
2. Prasarana
Pendidikan Jasmani
Prasarana pendidikan jasmani pada
dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat permanen. Kelangsungan proses
belajar mengajar pendidikan jasmani tidak terlepas dari tersedianya
prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang baik dan memadai maka proses
pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan baik.
Menurut
Soepartono (1999/2000: 5) berpendapat bahwa prasarana olahraga adalah
sesuatu yang meeupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran
pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani prasarana
didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar proses.
Salah satu sifat yang dimiliki oleh prasarana jasdmani adalah
sifatnya relatif permanen atau susah untuk dipindah. Menurut Depdiknas
dalam Kamus Besar Bahasa Iandonesia (2001: 893) bahwa, “prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya”. Prasarana
pendidikan jasmani yang dimaksud dalam pendapat di atas dapat diartikan
sebagai prasarana dengan ukuran standar seperti lapanganlapangan maupun
gedung olahraga, tetapi kebanyakan sekolah tidak dapatmenyenggarakan
pembelajaran penddidikan jasmani dengan prasarana standar,sering pembelajaran
pendidikan jasmani diselenggarakan di halaman sekolahsekolah, disela-sela
bangunan gedung, sebagian dapat menggunakan prasarana standar yang
terdapat disekitar sekolah namun harus berbagi dengan sekolah lain maupun
masyarakat.
3. Fasilitas
Pendidikan Jasmani Untuk Sekolahan
Fasilitas olahraga di sekolah merupakan
masalah di negara Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat
terbatas dan tidak merata dan masih terlalu jauh dari batas ideal minimal
atau standart minimal. Untuk menuju pendidikan yang berkualitas, maka
fasilitas olahraga harus dipenuhi. Adapun yang dimaksud dengan fasilitas
menurut hasil Loka Karya Fasilitas Olahraga (1979: 18) dijelaskan bahwa,
“Fasilitas olahraga adalah semua lapangan dan bangunan beserta
perlengkapannya. Dalam hal ini fasilitas tersebut, macam dan jenisnya dapat
berupa lapangan terbuka/luar, lapangan tertutup, kolam renang
dan perlengkapan fasilitas olahraga”.
Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa, fasilitas olahraga merupakan lapangan atau
bangunan yang disertai dengan perlengkapan olahraga. Sebagai contoh
fasilitas sepakbola berupa lapangan sepakbola yang dilengkapi
seperti gawang, jala, bendera, bola dan lain sebagainya. Keberadaan
fasilitas dalam pendidikan jasmani sangat penting, bahkan tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Ketersediaan
fasilitas olahraga yang ideal sesuai dengan standart, makapembelajaran
pendidikan jasmani akan berjalan lancar sesuai dengan kurikulum.Namun
sebaliknya, fasilitas yang tidak sesuai maka pembelajaran tidak dapatberjalan
sebagaimana mestinya, sehingga pembelajaran tidak sesuai dengankurikulum.
Fasilitas
adalah sarana untuk melancarkan fungsi atau kemudahan. Fasilitas secara
umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum seperti:
jalan raya,alat penerangan, dan lain-lainnya.Fasilitas olahraga di
sekolah masih merupakan masalah di negara indonesia. Ditinjau dari
kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata. Masih terlalu jauh
dari batas ideal minimal atau standard minimal
C.
Manajemen
Sarana Dan Prasana Penjas
Manajemen
Sarana dan Prasarana Penjas adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran,
dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan
dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Pengkombinasian tersebut perlu
SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu
bekerja untuk mencapai tujuan
Lebih
sederhana lagi, Manajemen sarana dan prasarana Penjas adalah bagaimana cara
para guru olahraga dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana yg
digunakan dalam proses pembelajaran penjas. Fungsi-fungsi manajemen sarana dan
prasarana penjas meliputi:
1. perencanaan
Dalam
merencanakan dan menentukan kebutuhan sarana prasarana perlu diketahui beberapa
hal, diantaranya adalah:
a. Pengisian
kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan perkembangan olahraga.
b. Adanya
sarana prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang atau bencana yang dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Adanya
penyediaan sarana prasarana yang didasarkan pada jatah.
d. Untuk menentukan persediaan sarana prasarana
pada tahun mendatang.
Cara
merencanakan kebutuhan sarana pembelajaran penjas adalah:
a. Rencanakan
kebutuhan baku, sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan.
b. Diskusi
jenis alat yang harus dibeli dan yang dapat dikembangkan sendiri.
c. Lakukan
skala prioritas pada saat pengadaan.
d. Catat
fasilitas yang ada dengan cermat, apa yang sudah ada dan apa apa yang
belum/perlu diadakan.
e. Tentukan
pertanggung jawaban penggunaan sarana prasarana.
f. Susun
kebutuhan sarana prasarana olahraga menurut jenisnya dengan memperhatikan
jumlah penggunaan.
2. pengadaan,
Pengadaan
sarana prasarana Penjas dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Pembelian
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Membuat
sendiri yaitu sarana prasarana yang diproduksi oleh secara mandiri.
c. Penerimaan
hibah atau bantuan, yaitu penerimaan dari pihak lain melalui proses serah
terima.
d. Penyewaan,
yaitu sarana prasarana yang disewa dari pihak lain untuk kepentingan pembelajaran
penjas.
e. Pinjaman,
yaitu sarana prasarana yang dipinjamkan dari pihak lain untuk kepentingan
pembelajaran penjas.
f. Pemanfaatan
beberapa barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat
g. pengadaan
melalui penukaran
h. pengadaan
dengan proses lelang
i.
pengadaan dengan
melakukan perbaikan atau rekontruksi kembali
prosedur pengadaan barang dan jasa
mengacu pada keppres no. 80/2003 yang telah disempurnakan dengan permen no.
24/2007. pengadaan sarana dan prasarana disekkolah umumnya melalui prosedur
sebagai berikut :
a. menganalisa
kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
b. menglafisikasikan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. membuat
proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada pemerintah bagi
sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.
d. bila
disetujui maka akan ditinjau nualng dan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan
persetujuan dari pihak yang dituju
e. setelah
dikunjungi dan distujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang
mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut.
3. Penginvetarisasian
Penginvetarisasian
adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan dan
pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke
dalam satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuannya adalah untuk
menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai
suatu organisasi. Yang dimaksud dengan inventaris adalah suatu dokumen berisi
jenis dan julah barang yang ebrgerak maupun yang tidak bergerak yang menjadi
milik negara dibawah tanggung jawab sekolah.
4. Perawatan
atau pemeliharaan
Pemeliharaan
atau perawatan barang merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu sarana prasarana olahraga, sehingga sarana prasarana tersebut
dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan dilakukan secara kontinyu
terhadap semua barang-barang inventaris.
a. Macam-macam
pemeliharaan barang antara lain:
1) Pemeliharaan/
perawatan dan pencegahan berat, seperti pencegahan/ perawatan barang dari
segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana prasarana yang
bersangkutan.
2) Pemeliharaan/perawatan
ringan,seperti pembersihan debu, pembersihan sampah, pembersihan kotoran yang
dapat merusak fisik sarana, dan lain-lain.
b. Tujuan
pemeliharaan
1) Untuk
mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting terutama jika
dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih
mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
2) Untuk
menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga diperoleh hasil yang optimal.
3) Untuk
menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin
dan teratur.
4) Untuk
menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
c. Manfaat
pemeliharaan
1) Jika
peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu
mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
2) Pemeliharaan
yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan
dapat ditekan seminim mungkin.
3) Dengan
adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar
kehilangan.
4) Dengan
adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang,
5) Pemeliharaan
yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
5. Penghapusan
prasarana dan sarana pendidikan jasmani
Penghapusan
sarana dan prasarana olahraga dilakukan pada sarana prasarana yang mengalami
kerusakan atau tidak bisa digunakan lagi sehingga harus dibuang.
a. Tujuan
Penghapusan Sarana dan Prasarana
Penghapusan sarana dan prasarana
pada dasarnya bertujuan untuk:
1) Mencegah
atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana
dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah
tidak dapat digunakan lagi.
2) Meringankan
beban kerja pelaksanaan inventaris.
3) Membebaskan
ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.
4) Membebaskan
barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.
b. Syarat-syarat
Sarana dan Prasarana yang Dapat Dihapuskan
Ada
beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan atau
menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat
dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi
sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.
1) Dalam
keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau
dipergunakan lagi.
2) Perbaikan
akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.
3) Secara
teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
4) Tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
5) Penyusutan
di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
6) Barang
yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai
lagi.
7) Dicuri,
terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam
c. Cara-cara
dan Proses Penghapusan Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua
jenis, yaitu penghapusan melalui lelang dan penghapusan melalui pemusnahan.
1) Penghapusan
barang inventaris dengan lelang Adalah menghapus dengan menjual barang-barang
sekolah melalui Kantor Lelang Negara. Prosesnya sebagai berikut:
(a) Pembentukan
Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan:
(b) Melaksanakan
sesuai prosedur lelang;
(c) Mengikuti
acara pelelangan;
(d) Pembuatan
“Risalah Lelang” oleh Kantor Lelang dengan menyebutkan banyaknya nama barang,
keadaan barang yang dilelang;
(e) Pembayaran
uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara selambat-lambatnya 3 hari;
(f) Biaya
lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli;
(g) Dengan
perantaraan panitia lelang melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara
dan menyetorkan hasilnya ke Kas Negara setempat.
2) Penghapusan
barang inventaris dengan pemusnahan. Penghapusan jenis ini adalah penghapusan
barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu penghapusan dibuat dengan
perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada atasan dengan
menyebutkan barang-barang apa yang hendak disingkirkan. Prosesnya adalah
sebagai berikut:
(a) Pembentukan
panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan;
(b) Sebelum
barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun
bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan;
(c) Panitia
melakukan penelitian barang yang akan dihapus;
(d) Panitia
membuat berita acara;
(e) Setelah
mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang diusulkan untuk dihapus
sesuai Surat Keputusan dan disaksikan oleh pejabat pemerintah setempat dan
kepolisian, pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan cara
dibakar, dikubur, dan sebagainya;
(f) Menyampaikan
berita acara ke atasan/Menteri sehingga dikeluarkan keputusan penghapusan;
(g) Kepala
Sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari buku induk dan buku
golongan inventaris dengan menyebut No. dan tanggal SK penghapusannya
6. Pertanggungjawaban
Penggunaan sarana prasarana
inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan
penggunaan barang-barang tersebut yang ditujuakn kepada instansi terkait.
Laporan tersebut sering disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan
sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di sekolah itu ada barang rutin
dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan.
D.
Peran
Guru dalam Manajemen sarana dan Prasarana Penjas
Sebagai
pelaksana tugas pendidikan guru juga mempunyai andil dalam perencanaan sarana
dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, guru lebih banyak berhubungan dengan
sarana pengajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran
lainnya dibandingkan dengan keterlibatannya dengan sarana pendidikan yang tidak
langsung berhubungan.
Peranan
guru dalam manajemen sarana dan prasara dimulai dari perencanaan, pemanfaatan
dan pemeliharaan, serta pengawasan sarana dan prasarana yang dimaksud.
Dalam
perencanaan sarana dan prasarana, guru mengidentifikasi dan mengusulkan
kebutuhan belajar siswa untuk kebutuhan buku atah bahan ajar dalam bentuk
modul, buku paket, ataupun Lembar Kerja Siswa, kebutuhan alat peraga, peralatan
laboratorium, seperti: Lapangan, gor dan lain lain. Untuk mata pelajaran
olahraga seperti: bola voli, bola basket, dan lain-lain. Kebutuhan matras untuk
senam, stopwatch, cakram dan lain-lain. Usulan dilaksanakan pada setiap awal
tahun pelajaran.
Dalam
hal pemanfaatan, guru menggunakan segala sarana sesuai dengan kebutuhan mata
pelajaran masing-masing dan sesuai pula dengan kajian yang dibahas serta
pencapaian indikatornya.
Dalam
pemeliharaan dan pengawasan, guru ikut terlibat dengan cara melibatkan siswa
untuk ikut serta merapikan dan menyimpan kembali barang-barang yang telah
dgunakan pengawasan yang dilakukan guru dengan memeriksa kembali segala sarana
yang telah digunakan serta mencatat pada buku kontrol penggunaan sarana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
Sarana dan Prasarana Penjas adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran,
dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan
dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Pengkombinasian tersebut perlu
SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu
bekerja untuk mencapai tujuan
Lebih
sederhana lagi, Manajemen sarana dan prasarana Penjas adalah bagaimana cara
para guru olahraga dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana yg
digunakan dalam proses pembelajaran penjas
B.
saran
Kita
sebagai seorang calon pendidik diharapkan mampu mengelolah atau menggunakan
sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat memahami dan
aktif dalam lingkungan sekolahnya. Begitu juga saat menggunakan sarana
pendidikan harus kita sesuaikan dengan kriteria siswa yang dididik. Dengan
adanya makalah ini penulis mengharapkan apabila ada kesalahan dalam penulisan
agar memberi tahu penulis. Karena segala kekurangan datang dari kita dan
kebenaran dari Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
http://jurnalmanajemen.com/pengertian-manajemen/
Matin, Faud Nurhattati. manajemen sarana dan
prasarana pendidikan. Jakarta: rajawali pers, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar