Selasa, 19 Juli 2022

makalah manajemen olahraga

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

       Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal.

       Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional.

        Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan menajemen ?

2.      Apa yang dimaksud sarana dan prasarana penjas ?

3.      Bagaimana manajemen sarana dan prasarana penjas ?

4.      Bagaiaman peran guru dalam manajemen sarana dan prasarana penjas ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian manajemen.

2.      Mengetahui pengertian sarana dan prasrana penjas.

3.      Mengetahui manajemen sarana dan prasarana penjas.

4.      Memahami peran guru dalam manajemen sarana dan prasarana penjas.

 

D.    Manfaat

       agar kita sebagai guru penjas / calon guru penjas memahami dan mengetahui tentang manajemen sarana dan prasarana penjas sehingga di saat kita terjung langsung ke sekolah mampu menangani manajemen sarana dan prasarana penjas.

 

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen

1.      Pengertian Manajemen Secara Umum

            Pengertian manajemen secara umum memiliki banyak sudut pandang dan presepsi. Namun secara global kesemua pengertian manajemen akan fokus pada hal penting ialah pembuatan keputusan.

            Kata manajemen bersumber dari bahasa Inggris yaitu “manage” yang memiliki arti mengelola, mengendalikan, mengusahakan, dan memimpin. Pengertian manajemen pada umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk meraih tujuan pada organisasi melalui kerja bersama dan bekerja sama dengan sumber daya yang dipunyai organisasi. Secara lebih spesifik pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

            Arti manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama tim. Kemampuan untuk melihat integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada satu naungan visi merupakan seni dari manajemen. Oleh karena itu pengertian manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni. Seni manajemen mencakup kemampuan visi tersebut. Berbagai aspek dalam manajemen seperti perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan berhubungan dengan unsur manusia tentang cara pendekatan manajemen seni. Pada tahap penerapan, manajemen memiliki subyek dan obyek. Subyek yaitu orang yang mengatur yang disebut manajer. Sedangkan obyek adalah segala sesuatu yang diatur.

            Pengertian manajemen lainnya adalah sebagai ilmu. Manajemen merupakan ilmu yang sangat luas dan saling berhubungan dengan ilmu lain seperti keuangan, pemasaran, Sumber Daya Manusia. Penerapannya dapat digunakan pada manajemen organisasi bisnis, sistem informasi manajemen ataupun pada manajemen keseharian.

2.      Pengertian Manajemen Secara Etimologi

          Menurut sumber lain, arti manajemen secara bahasa atau etimologi berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu ménagement. Kata ini mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur. Inilah yang mendasari bahwa pengertian manajemen adalah sebuah seni. Seni yang berarti dekat dengan keindahan. Suatu keindahan manajemen yang teratur, rapi, dan terstruktur. Manajemen berfungsi untuk mengatur dan membuat tatanan terstruktur rapi. Manajemen mengatur yang belum teratur sehingga membentuk ketidakteraturan menjadi pola yang baru.

3.      Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

            Pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengenai Pengertian Manajemen dari berbagai pakar. Penjelasan mengenai manajemen kali ini diperoleh dari berbagai sumber sehingga pembaca dianjurkan untuk memeriksa kevalidan keterangan mengenai arti manajemen. Akan tetapi penjelasan akan disampaikan sejelas-jelasnya mengenai apa itu manajemen menurut para ahli.

1.      George R. Terry

            Pengertian manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional maksud yang nyata.

2.      Marry Parker Follet

            Marry Parker F mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain.

3.      Manullang

            Arti manajemen menurut Manullang merupakan seni dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4.      John D Millet

            Dalam bukunya yang berjudul Managemen in the Public Service, John D Millet menyatakan mbahwa definisi manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organiasasi guna mencapai tujuan.

5.      James A.F Stoner

            Pengertian manajemen menurut James A.F Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi yang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

6.      Lawrence A. Appley

            Secara singkat Lawerence mengemukakan arti manajemen sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.

7.      Wilson Bangun

            Wilson memiliki arti yang tidak terlalu berbeda dalam mengemukakan definisi manajemen. Menurut Wilson manajemen ialah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh tiap-tiap anggota organisasi untuk mencapai tujuannya.

8.      Harold Koontz dan Cyrill O’ Donnel

            Pada buku yang karangan Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel yang berjudul The Principles of Management, mereka mengemukakan mengenai pengertian manajemen.

            Pengertian manajemen didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang lain.

 

B.     Pengertian Sarana Dan Prasarana Penjas

1.      Sarana Pendidikan Jasmani

            Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Sarana pendididkan jasmani pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang sifatnya tidak permanen, dapat dibawa kemana-mana atau dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 999) dijelaskan, “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Contoh: bola, raket, pemukul, tongkat, balok, raket tennis meja, shattle cock, dll. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.

            Menurut Ratal Wirjasantoso (1984: 157) alat-alat olahraga biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek misalnya: bola, raket, jarring, pemukul bola kasti, dan sebagainya. Alat-alat olahraga biasanya tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama, alat akan rusak apabila sering di pakai dalan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, agar alat dapat bertahan lama harus dirawat dengan baik.

            Sarana maupun alat merupakan benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran olahraga, dan alat tersebut sangat mudah dibawa sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat olahraga merupakan hal yang mutlak harus dimiliki oleh sekolah, tanpa ditunjang dengan hal ini pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Sedang menurut Sukintaka yang dimaksud alat adalah alat-alat olahraga adalah “ alat yang digunakan dalam olahraga, misalnya bola untuk bermain basket, voli, sepak bola.

            Soepartono (1999/2000) menyatakan istilah sarana olahraga adalah terjemahan dari fasilitas yaitu sesuatu yng dapat digunakan dan dimanfaatkan dalah pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani. Selanjutnya sarana juga dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani mudah dipindah bahkan mudah dibawa oleh pemakai.

Sedangkan sarana olahraga dapat dibedakan menjadi :

a.       Peralatan ialah sesuatu yang digunakan.

            Contoh: peti loncat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain sebagainya.

b.      Perlengkapan ialah:

1)      Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. Misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas.

2)      Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki.

            Misalnya: bola, raket, pemukul.

            Berdasarkan pengertian sarana yang di kemukakan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, sarana pendidikan jasmani merupakan perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnya dinamis dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya bola, raket, net, dll. Dan sarana atau alat pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam prose pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga, segala sesuatu yang dipergunakan tersebut adalah yang muddah dipindah-pindah atau dibawa saat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani atau olahraga. Sarana pendidikan jasmani merupakan media atau alat peraga dalam pendidikan jasmani.

            Dengan demikian dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani apabila didukung dengan sarana yang baik dan mencukupi, maka anak didik atau siswa bahkan guru akan dapat menggunakan sarana tersebut dengan baik dan maksimal. Tentunya anak didik atau siswa tersebut akan merasa senang bahkan puas dlam memakai sarana yang terdapat disekolahnya. Dengan memiliki sarana yang memenuhi standar maka anak atau siswa dapat mengembangkan keinginannya untuk terus mencoba olahraga yang disenanginya. Menurut Nana Sudjana (2005:100) bahwa salah satu fungsi alat peraga yaitu,” Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi belajar mengajar.

            Dengan kata lain, menggunakan alat peraga hasil belajar yang dicapai akan tahap lama akan diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi” . Penggunaan sarana yang baik mempunyai peranan penting untulk meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, penyediaan sarana pendidikan jasmani harus ideal sesuai dengan jumlah siswa. Tersedianya sarana pendidikan jasmani yang ideal sesuai dengan jumlah siswa, maka pembelajaran akan berjalan secara efektif dan efisien. Namun sebaliknya, sarana pendidikan jasmani yang tidak ideal, pembelajaran pendidikan jasmani akan terhambat kurang efektif dan banyak waktu yang terbuang.

2.      Prasarana Pendidikan Jasmani

            Prasarana pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat permanen. Kelangsungan proses belajar mengajar pendidikan jasmani tidak terlepas dari tersedianya prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang baik dan memadai maka proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan baik.

            Menurut Soepartono (1999/2000: 5) berpendapat bahwa prasarana olahraga adalah sesuatu yang meeupakan penunjang terlaksananya suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar proses. Salah satu sifat yang dimiliki oleh prasarana jasdmani adalah sifatnya relatif permanen atau susah untuk dipindah. Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Iandonesia (2001: 893) bahwa, “prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya”. Prasarana pendidikan jasmani yang dimaksud dalam pendapat di atas dapat diartikan sebagai prasarana dengan ukuran standar seperti lapanganlapangan maupun gedung olahraga, tetapi kebanyakan sekolah tidak dapatmenyenggarakan pembelajaran penddidikan jasmani dengan prasarana standar,sering pembelajaran pendidikan jasmani diselenggarakan di halaman sekolahsekolah, disela-sela bangunan gedung, sebagian dapat menggunakan prasarana standar yang terdapat disekitar sekolah namun harus berbagi dengan sekolah lain maupun masyarakat.

3.      Fasilitas Pendidikan Jasmani Untuk Sekolahan

            Fasilitas olahraga di sekolah merupakan masalah di negara Indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata dan masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standart minimal. Untuk menuju pendidikan yang berkualitas, maka fasilitas olahraga harus dipenuhi. Adapun yang dimaksud dengan fasilitas menurut hasil Loka Karya Fasilitas Olahraga (1979: 18) dijelaskan bahwa, “Fasilitas olahraga adalah semua lapangan dan bangunan beserta perlengkapannya. Dalam hal ini fasilitas tersebut, macam dan jenisnya dapat berupa lapangan terbuka/luar, lapangan tertutup, kolam renang dan perlengkapan fasilitas olahraga”.

            Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, fasilitas olahraga merupakan lapangan atau bangunan yang disertai dengan perlengkapan olahraga. Sebagai contoh fasilitas sepakbola berupa lapangan sepakbola yang dilengkapi seperti gawang, jala, bendera, bola dan lain sebagainya. Keberadaan fasilitas dalam pendidikan jasmani sangat penting, bahkan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

            Ketersediaan fasilitas olahraga yang ideal sesuai dengan standart, makapembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan lancar sesuai dengan kurikulum.Namun sebaliknya, fasilitas yang tidak sesuai maka pembelajaran tidak dapatberjalan sebagaimana mestinya, sehingga pembelajaran tidak sesuai dengankurikulum.

            Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan fungsi atau kemudahan. Fasilitas secara umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum seperti: jalan raya,alat penerangan, dan lain-lainnya.Fasilitas olahraga di sekolah masih merupakan masalah di negara indonesia. Ditinjau dari kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak merata. Masih terlalu jauh dari batas ideal minimal atau standard minimal

 

C.    Manajemen Sarana Dan Prasana Penjas

       Manajemen Sarana dan Prasarana Penjas adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan

       Lebih sederhana lagi, Manajemen sarana dan prasarana Penjas adalah bagaimana cara para guru olahraga dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana yg digunakan dalam proses pembelajaran penjas. Fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana penjas meliputi:

1.      perencanaan

Dalam merencanakan dan menentukan kebutuhan sarana prasarana perlu diketahui beberapa hal, diantaranya adalah:

a.       Pengisian kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan perkembangan olahraga.

b.      Adanya sarana prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang atau bencana yang dapat dipertanggung jawabkan.

c.       Adanya penyediaan sarana prasarana yang didasarkan pada jatah.

d.       Untuk menentukan persediaan sarana prasarana pada tahun mendatang.

Cara merencanakan kebutuhan sarana pembelajaran penjas adalah:

a.       Rencanakan kebutuhan baku, sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan.

b.      Diskusi jenis alat yang harus dibeli dan yang dapat dikembangkan sendiri.

c.       Lakukan skala prioritas pada saat pengadaan.

d.      Catat fasilitas yang ada dengan cermat, apa yang sudah ada dan apa apa yang belum/perlu diadakan.

e.       Tentukan pertanggung jawaban penggunaan sarana prasarana.

f.       Susun kebutuhan sarana prasarana olahraga menurut jenisnya dengan memperhatikan jumlah penggunaan.

2.      pengadaan,

Pengadaan sarana prasarana Penjas dapat dilaksanakan dengan cara:

a.       Pembelian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b.      Membuat sendiri yaitu sarana prasarana yang diproduksi oleh secara mandiri.

c.       Penerimaan hibah atau bantuan, yaitu penerimaan dari pihak lain melalui proses serah terima.

d.      Penyewaan, yaitu sarana prasarana yang disewa dari pihak lain untuk kepentingan pembelajaran penjas.

e.       Pinjaman, yaitu sarana prasarana yang dipinjamkan dari pihak lain untuk kepentingan pembelajaran penjas.

f.       Pemanfaatan beberapa barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat

g.      pengadaan melalui penukaran

h.      pengadaan dengan proses lelang

i.        pengadaan dengan melakukan perbaikan atau rekontruksi kembali

            prosedur pengadaan barang dan jasa mengacu pada keppres no. 80/2003 yang telah disempurnakan dengan permen no. 24/2007. pengadaan sarana dan prasarana disekkolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut :

a.       menganalisa kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

b.      menglafisikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

c.       membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.

d.      bila disetujui maka akan ditinjau nualng dan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan persetujuan dari pihak yang dituju

e.       setelah dikunjungi dan distujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut.

3.      Penginvetarisasian

            Penginvetarisasian adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam satu daftar inventaris barang secara teratur. Tujuannya adalah untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang milik negara yang dipunyai suatu organisasi. Yang dimaksud dengan inventaris adalah suatu dokumen berisi jenis dan julah barang yang ebrgerak maupun yang tidak bergerak yang menjadi milik negara dibawah tanggung jawab sekolah.

4.      Perawatan atau pemeliharaan

                        Pemeliharaan atau perawatan barang merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu sarana prasarana olahraga, sehingga sarana prasarana tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap semua barang-barang inventaris.

a.       Macam-macam pemeliharaan barang antara lain:

1)      Pemeliharaan/ perawatan dan pencegahan berat, seperti pencegahan/ perawatan barang dari segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana prasarana yang bersangkutan.

2)      Pemeliharaan/perawatan ringan,seperti pembersihan debu, pembersihan sampah, pembersihan kotoran yang dapat merusak fisik sarana, dan lain-lain.

b.      Tujuan pemeliharaan

1)      Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2)      Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

3)      Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan teratur.

4)      Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

c.       Manfaat pemeliharaan

1)      Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.

2)      Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

3)      Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar kehilangan.

4)      Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang,

5)      Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

5.      Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan jasmani

          Penghapusan sarana dan prasarana olahraga dilakukan pada sarana prasarana yang mengalami kerusakan atau tidak bisa digunakan lagi sehingga harus dibuang.

a.       Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:

1)      Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.

2)      Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

3)      Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.

4)      Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

b.      Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang Dapat Dihapuskan

           Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.

1)      Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.

2)      Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

3)      Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan.

4)      Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

5)      Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).

6)      Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.

7)      Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam

c.       Cara-cara dan Proses Penghapusan Sarana dan Prasarana

         Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu penghapusan melalui lelang dan penghapusan melalui pemusnahan.

1)      Penghapusan barang inventaris dengan lelang Adalah menghapus dengan menjual barang-barang sekolah melalui Kantor Lelang Negara. Prosesnya sebagai berikut:

(a)    Pembentukan Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan:

(b)   Melaksanakan sesuai prosedur lelang;

(c)    Mengikuti acara pelelangan;

(d)   Pembuatan “Risalah Lelang” oleh Kantor Lelang dengan menyebutkan banyaknya nama barang, keadaan barang yang dilelang;

(e)    Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara selambat-lambatnya 3 hari;

(f)    Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli;

(g)   Dengan perantaraan panitia lelang melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara dan menyetorkan hasilnya ke Kas Negara setempat.

2)      Penghapusan barang inventaris dengan pemusnahan. Penghapusan jenis ini adalah penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu penghapusan dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang apa yang hendak disingkirkan. Prosesnya adalah sebagai berikut:

(a)    Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan;

(b)   Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan;

(c)    Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus;

(d)   Panitia membuat berita acara;

(e)    Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang diusulkan untuk dihapus sesuai Surat Keputusan dan disaksikan oleh pejabat pemerintah setempat dan kepolisian, pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan cara dibakar, dikubur, dan sebagainya;

(f)    Menyampaikan berita acara ke atasan/Menteri sehingga dikeluarkan keputusan penghapusan;

(g)   Kepala Sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari buku induk dan buku golongan inventaris dengan menyebut No. dan tanggal SK penghapusannya

6.      Pertanggungjawaban

            Penggunaan sarana prasarana inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujuakn kepada instansi terkait. Laporan tersebut sering disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di sekolah itu ada barang rutin dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan.

 

D.    Peran Guru dalam Manajemen sarana dan Prasarana Penjas

       Sebagai pelaksana tugas pendidikan guru juga mempunyai andil dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, guru lebih banyak berhubungan dengan sarana pengajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran lainnya dibandingkan dengan keterlibatannya dengan sarana pendidikan yang tidak langsung berhubungan.

       Peranan guru dalam manajemen sarana dan prasara dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan sarana dan prasarana yang dimaksud.

       Dalam perencanaan sarana dan prasarana, guru mengidentifikasi dan mengusulkan kebutuhan belajar siswa untuk kebutuhan buku atah bahan ajar dalam bentuk modul, buku paket, ataupun Lembar Kerja Siswa, kebutuhan alat peraga, peralatan laboratorium, seperti: Lapangan, gor dan lain lain. Untuk mata pelajaran olahraga seperti: bola voli, bola basket, dan lain-lain. Kebutuhan matras untuk senam, stopwatch, cakram dan lain-lain. Usulan dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.

       Dalam hal pemanfaatan, guru menggunakan segala sarana sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran masing-masing dan sesuai pula dengan kajian yang dibahas serta pencapaian indikatornya.

       Dalam pemeliharaan dan pengawasan, guru ikut terlibat dengan cara melibatkan siswa untuk ikut serta merapikan dan menyimpan kembali barang-barang yang telah dgunakan pengawasan yang dilakukan guru dengan memeriksa kembali segala sarana yang telah digunakan serta mencatat pada buku kontrol penggunaan sarana.

 

 

 


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

       Manajemen Sarana dan Prasarana Penjas adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan

       Lebih sederhana lagi, Manajemen sarana dan prasarana Penjas adalah bagaimana cara para guru olahraga dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana yg digunakan dalam proses pembelajaran penjas

      

B.     saran

       Kita sebagai seorang calon pendidik diharapkan mampu mengelolah atau menggunakan sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat memahami dan aktif dalam lingkungan sekolahnya. Begitu juga saat menggunakan sarana pendidikan harus kita sesuaikan dengan kriteria siswa yang dididik. Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan apabila ada kesalahan dalam penulisan agar memberi tahu penulis. Karena segala kekurangan datang dari kita dan kebenaran dari Allah SWT.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

http://jurnalmanajemen.com/pengertian-manajemen/

Matin, Faud Nurhattati. manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Jakarta: rajawali pers, 2006

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah media pembelajaran

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang s...