TUGAS MAKALAH
FISIOLOGI OLAHRAGA
KOMPONEN FISIK
DALAM OLAHRAGA
“KOORDINASI DAN
KESEIMBANGAN”
OLEH :
HIJRAH
1531041014
HIJRAH
1531041014
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA
PENGGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga tugas kelompok “Fisiologi Olahraga” dapat kami
selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan. Makalah ini kami susun untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai “Koordinasi Dan Keseimbangan”
serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar kami..
Kami menyadari dalam makalah ini terdapat
kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu kami mohon kritik demi kesempuranaan
makalah selanjutnya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.
Makassar, 14 April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------------------------ ii
BAB I
PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------- 1
A
Latar Belakang----------------------------------------------------------------------- 1
B
Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------- 2
C
Tujuan-------------------------------------------------------------------------------- 2
D
Manfaat------------------------------------------------------------------------------ 2
BAB II
PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------------- 3
A
Pengertian Koordinasi
Dan Keseimbangan------------------------------------------ 3
B
Macam-Macam
Koordinasi Dan Keseimbangan------------------------------------- 4
C
Komponen-Komponen
Pengontrol Keseimbangan---------------------------------- 6
D
Tahap-Tahap
Dalam Proses Belajar Koordinasi-------------------------------------- 9
E
Koordinasi Dan
Keseimbangan Dalam Olahraga------------------------------------ 11
BAB III PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------- 12
A
Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------- 12
B
Saran--------------------------------------------------------------------------------- 12
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Fisik merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi yang sangat
tinggi. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-unsur
kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan
serta pengalaman dalam bertanding.
Persiapan kondisi fisik sangat
penting untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas teknik. Tanpa persiapan
kondisi fisik yang memadai maka akan sulit untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Tujuan dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional
organ tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang
optimal dalam suatu cabang olahraga tertentu.
Sebagai calon guru, Pembina dan
pelatih oalahraga yang membina anak-anak (yunio) calon olahragawan, benar-benar
dapat memberikan dasar fisik yang kuat, sehingga anak-anak yang berbakat nantinya
akan dapat berkembang mencapai prestasi yang optimal. Untuk itu olahraga
ekstrakurikuler di sekolah hendaknya memiliki wawasan yang luas dalam hal
pembinaan prestasi, karena untuk mencapai prestasi puncak dalm suatu cabang
olahraga harus dimulai sejak usia muda dengan latihan terencana, secaara benar
dan mendasar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kordinasi dan keseimbangan ?
2. Apa
saja macam macam kordinasi dan kesimbangan ?
3. Apa
saja Komponen-komponen pengontrol keseimbangan ?
4. Bagaimana
Tahapan tahap Dalam Proses Belajar koordinasi ?
5. Bagaimana
Koordinasi dan keseimbangan Dalam Olahraga ?
C.
Tujuan
1. Mengetahi
Apa yang dimaksud dengan kordinasi dan keseimbangan.
2. Mengetahui
macam macam kordinasi dan kesimbangan.
3. Mengetahui
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan.
4. Mengetahui
Tahapan tahap Dalam Proses Belajar koordinasi.
5. Mengetahui
Koordinasi dan keseimbangan Dalam Olahraga.
D.
Manfaat
Agar kita memahami akoordinasi dan
keseimbangan dalam olahraga untuk meningkatkan perkembangan fisik secara
umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan teknik dari olahraga yang
dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan taktik dan strategi
serta cara belajar teknik yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A
Pengertian
Koordinasi dan keseimbangan
1. Pengertian
koordinasi
Koordinasi
adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai
suatu fungsi khusus (Grana dan Kalenak, 1991:253)
Menurut Schmidt(1988:265) dalam Sukadiyanto,
koordinasi adalah perpaduan gerak dari
dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak.
Koordinasi
merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian
dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien, di mana komponen gerak
terdiri dari energi, kontaksi otot, syaraf, tulang dan persendian merupakan
koordinasi neuromuskuler.
Koordinasi
neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang
tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Sebab terjadinya gerak timbul oleh
kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena adanya perintah yang diterima
melalui sistem syaraf. Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi
intramuskuler dan intermuskuler. Koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari
seluruh serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi
secara maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan
serabut otot di dalam otot itu sendiri. Sedangkan koordinasi intramuskuler
menurut Pyke dalam Sukadiyanto (1991:140) yaitu melibatkan efektivitas
otot-otot bekerjasama dalam menampilakan satu gerak, sehingga dalam koordinasi
intramuskuler kinerjanya tergantung dari interaksi beberapaotot.
2. Pengertian
keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan
seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot. Keseimbangan juga bisa
diartikan sebagai kemampuan relatif
untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi
(center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh
dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk
menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk
beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan merupakan interaksi
yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan
jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik,
basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan
kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti,
usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
B
Macam-macam
Koordinasi dan keseimbangan
a) Koordinasi
umum
Kemampuan seluruh tubuh
dalam menyesuaikan dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan
suatu gerak. Artinya, bahwa setiap gerak yang dilakukan melibatkan semua atau
sebagian besar otot-otot, sistem syaraf, dan persendian. Untuk itu, koordinasi
umum ini diperlukan adanya keteraturan gerak dari beberapa anggota badan yang
lainnya, agar gerak yang dilakukan dapat harmonis dan efektif sehingga dapat
harmonis dan efektif sehingga dapat menguasai keterampilan gerak yang
dipelajari. Koordinasi umum merupakan unsur penting dalam penampilan motorik
dan menunjukkan tingkat kemampuan yang dimiliki seseorang
b) Koordinasi
Khusus
Kemampuan untuk mengkoordinasikan
gerak dari sejumlah anggota badan secara simultan. Pada umumnya setiap teknik
dalam cabang olahraga merupakan hasil perpaduan antara pandangan mata-tangan
(hand eye-coordination) dan kerja kaki (footwork). Koordinasi khusus merupakan
pengembangan dari koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor
yang lain sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang
memiliki koordinasi khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik
dapat secara harmonis, cepat, mudah, sempurna, tepat, dan luwes.
Keseimbangan
terbagi atas dua yaitu :
a)
keseimbangan
statis
Kemampuan
tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan
satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan)
b) keseimbangan
dinamis
kemampuan
untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak
C
Komponen-komponen
pengontrol keseimbangan adalah :
a) Sistem
informasi sensoris
Sistem
informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
1) Visual
Visual memegang peran penting dalam
sistem sensoris. keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan,
dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat
kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan
mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul
ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh
dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan
aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
2) Sistem
vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem
sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak
bola mata. Reseptor sensoris vestibular
berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis
semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini
disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan
posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks
vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek
yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus
vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju
nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan
korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan
(input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran
(output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula
spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem
vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan
tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
3) Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari
taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi
disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar
masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran
akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls
yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah
ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls
dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot
di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
b) Respon
otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis
mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot
baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat
berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.
Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika
respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari
perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja
otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan
kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak
tertentu.
c) Kekuatan
otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan
dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari
adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan
otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban
eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan
otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar
kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga
semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan
yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan
otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut
berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta
beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
d) Adaptive
systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi
input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat
sesuai dengan karakteristik lingkungan.
e)
Lingkup gerak sendi (Joint range of
motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak
tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan
keseimbangan yang tinggi
D Tahapan Dalam Proses Belajar
koordinasi
a) Tahap
Pengembangan koordinasi kasar
Bentuk-bentuk gerakan
kasar dapat dikarakteristikkan sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan
terbatas yang berkenaan dengan kualitas gerakan-gerakan yang diperlukan,
seperti:
·
Pengaruh kekuatan yang tidak memadai,
pemborosan energi, kram otot (koordinasi otot yang rendah) dengan konsekuensi
kelelahan yang cepat.
·
Unsur-unsur gerakan tunggal yang tidak
digabungkan dengan lancar, karena kurangnya koordinasi.
·
Gerakan-gerakan belum cukup tepat.
·
kekurangan keharmonisan dan ritme
gerakan-gerakan yang diamati.
·
b) Pengembangan
koordinasi halus
Bentuk gerakan-gerakan
halus dicapai melalui pengulangn-pengulangan lebih lanjut yang mengambangkan
kualitas gerakan-gerakan. Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang
kompetitif. Bagian-bagian gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih
kompleks dikembangkan secara terpisah dan dikombinasikan bersama
c) Tahap
Stabilisasi Dan Otomatisasi
Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana ia dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi yang sulit dan berubah-ubah dari suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi, para atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi. Pengaruh dari kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik dan kematangan mental atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab satu aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi bagi olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan dengan baik jika olahragawan memiliki kualitas fisik yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik.
Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana ia dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi yang sulit dan berubah-ubah dari suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi, para atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi. Pengaruh dari kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik dan kematangan mental atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab satu aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi bagi olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan dengan baik jika olahragawan memiliki kualitas fisik yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik.
E
Koordinasi
dan keseimbangan Dalam Olahraga
Koordinasi dalam olahraga erat
kaitannya dengan sistem saraf manusia. Kemampuan seseorang untuk merangkai
berbagai macam gerakan, merupakan performa yang sudah terkonsep dalam sistem
sarafnya.
Untuk
mendapatkan kemampuan koordinasi yang baik, seorang atlet harus memiliki
berbagai macam pengalaman gerak. Bukan hanya terpaku pada pola gerak cabang
olahraga yang ditekuninya saja. Seperti halnya, seorang pemain sepakbola. Jika
dulunya memiliki pengalaman gerak memainkan permainan sepak bola, maka dia akan melakukan gerakan
menyundul bola dengan pola loncatan.
Kemampuan
koordinasi akan terlihat dari harmonisasi dan keindahan gerak yang ditampilkan.
Ketika gerakannya sudah harmonis dan indah dipandang mata, maka dia sudah
memiliki yang namanya koordinasi.
Dibutuhkan
kemampuan sistem saraf terutama otak yang cerdas untuk menampilkan koordinasi
gerak yang bagus. Selain harmonis dan indah gerakannya, energi yang dikeluarkan
akan semakin efisien dan efektif.
Keseimbangan dalam olahraga ditujukan untuk membantu
meningkatkan kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan
sistem vestibular/kesimbangan tubuh. Otak, otot dan tulang bekerja bersama-sama
menjaga keseimbangan tubuh agar tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga
organ ini merupakan sasaran yang terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan
keseimbangan, untuk itu program latihan integrasi yang lengkap harus
dipersiapkan oleh seorang fisioterapis. Dasar untuk menciptakan program latihan
keseimbangan yaitu pada awalnya adalah latihan penguatan kemudian latihan
penguatan tersebut dimodifikasikan dengan latihan keseimbangan seperti berdiri
dengan satu kaki atau memejamkan mata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam olahraga sangat dibutuhkan
sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan mental. Komponen dasar
kondisi fisik terkhusus pada keseimbangan (balance), dan koordinasi
(coordination).
Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik tersebut, perlu mendapat latihan
yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam
sistem energy, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain
sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu
mengaplikasikan pembelajaran koordinasi dan keseimbangan dalam olahraga sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ada dan dapat
di terima secara keilmuan. Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber: healthupyourlife.blogspot.com
https://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/07/16/koordinasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar