Rabu, 11 Oktober 2017

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN




TUGAS MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAGA
KOMPONEN FISIK DALAM OLAHRAGA
“KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN”



OLEH :
HIJRAH
1531041014



PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017


KATA PENGGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas kelompok “Fisiologi Olahraga” dapat kami selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan. Makalah ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai “Koordinasi Dan Keseimbangan” serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar kami..
            Kami  menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu kami mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.



Makassar, 14 April 2017

                                                                                                                            Penyusun










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------------   i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------------------------   ii
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------   1
A      Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------   1
B       Rumusan Masalah--------------------------------------------------------------------   2
C       Tujuan--------------------------------------------------------------------------------   2
D      Manfaat------------------------------------------------------------------------------   2
BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------------------   3
A      Pengertian Koordinasi Dan Keseimbangan------------------------------------------   3
B       Macam-Macam Koordinasi Dan Keseimbangan-------------------------------------   4
C       Komponen-Komponen Pengontrol Keseimbangan----------------------------------   6
D      Tahap-Tahap Dalam Proses Belajar Koordinasi--------------------------------------   9
E       Koordinasi Dan Keseimbangan Dalam Olahraga------------------------------------   11
BAB III PENUTUP---------------------------------------------------------------------------------------   12
A      Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------   12
B       Saran---------------------------------------------------------------------------------   12
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------   13  

   

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi yang sangat tinggi. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-unsur kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan serta pengalaman dalam bertanding.
            Persiapan kondisi fisik sangat penting untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas teknik. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit untuk mencapai prestasi yang tinggi. Tujuan dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional organ tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang optimal dalam suatu cabang olahraga tertentu.
            Sebagai calon guru, Pembina dan pelatih oalahraga yang membina anak-anak (yunio) calon olahragawan, benar-benar dapat memberikan dasar fisik yang kuat, sehingga anak-anak yang berbakat nantinya akan dapat berkembang mencapai prestasi yang optimal. Untuk itu olahraga ekstrakurikuler di sekolah hendaknya memiliki wawasan yang luas dalam hal pembinaan prestasi, karena untuk mencapai prestasi puncak dalm suatu cabang olahraga harus dimulai sejak usia muda dengan latihan terencana, secaara benar dan mendasar.





B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kordinasi dan keseimbangan ?
2.      Apa saja macam macam kordinasi dan kesimbangan ?
3.      Apa saja Komponen-komponen pengontrol keseimbangan ?
4.      Bagaimana Tahapan tahap Dalam Proses Belajar koordinasi ?
5.      Bagaimana Koordinasi dan keseimbangan Dalam Olahraga ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahi Apa yang dimaksud dengan kordinasi dan keseimbangan.
2.      Mengetahui macam macam kordinasi dan kesimbangan.
3.      Mengetahui Komponen-komponen pengontrol keseimbangan.
4.      Mengetahui Tahapan tahap Dalam Proses Belajar koordinasi.
5.      Mengetahui Koordinasi dan keseimbangan Dalam Olahraga.

D.    Manfaat
            Agar kita memahami akoordinasi dan keseimbangan dalam olahraga untuk meningkatkan perkembangan fisik secara umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan taktik dan strategi serta cara belajar teknik yang baik.





BAB II
PEMBAHASAN

A      Pengertian Koordinasi dan keseimbangan
1.      Pengertian koordinasi
Koordinasi adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai suatu fungsi khusus (Grana dan Kalenak, 1991:253)
Menurut Schmidt(1988:265) dalam Sukadiyanto, koordinasi adalah perpaduan gerak         dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam           menghasilkan satu keterampilan gerak.
Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien, di mana komponen gerak terdiri dari energi, kontaksi otot, syaraf, tulang dan persendian merupakan koordinasi neuromuskuler.
Koordinasi neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Sebab terjadinya gerak timbul oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf. Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler dan intermuskuler. Koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut otot di dalam otot itu sendiri. Sedangkan koordinasi intramuskuler menurut Pyke dalam Sukadiyanto (1991:140) yaitu melibatkan efektivitas otot-otot bekerjasama dalam menampilakan satu gerak, sehingga dalam koordinasi intramuskuler kinerjanya tergantung dari interaksi beberapaotot.


2.      Pengertian keseimbangan
            Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif  untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
            Keseimbangan melibatkan  berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
            Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

B       Macam-macam Koordinasi dan keseimbangan
Pada dasarnya koordinasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi khusus
a)      Koordinasi umum
                        Kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan suatu gerak. Artinya, bahwa setiap gerak yang dilakukan melibatkan semua atau sebagian besar otot-otot, sistem syaraf, dan persendian. Untuk itu, koordinasi umum ini diperlukan adanya keteraturan gerak dari beberapa anggota badan yang lainnya, agar gerak yang dilakukan dapat harmonis dan efektif sehingga dapat harmonis dan efektif sehingga dapat menguasai keterampilan gerak yang dipelajari. Koordinasi umum merupakan unsur penting dalam penampilan motorik dan menunjukkan tingkat kemampuan yang dimiliki seseorang

b)      Koordinasi Khusus
                        Kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara simultan. Pada umumnya setiap teknik dalam cabang olahraga merupakan hasil perpaduan antara pandangan mata-tangan (hand eye-coordination) dan kerja kaki (footwork). Koordinasi khusus merupakan pengembangan dari koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor yang lain sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki koordinasi khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik dapat secara harmonis, cepat, mudah, sempurna, tepat, dan luwes.
Keseimbangan terbagi atas dua yaitu :
a)      keseimbangan statis
Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan)
b)      keseimbangan dinamis
kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak




C      Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
a)      Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
1)      Visual
            Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
            Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
2)      Sistem vestibular
            Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor  sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
            Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
3)      Somatosensoris
            Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.





b)      Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
                Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.
c)      Kekuatan otot (Muscle Strength)
            Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
d)     Adaptive systems
            Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

e)      Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
            Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi
D      Tahapan Dalam Proses Belajar koordinasi
a)      Tahap Pengembangan koordinasi kasar
                        Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat dikarakteristikkan sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan terbatas yang berkenaan dengan kualitas gerakan-gerakan yang diperlukan, seperti:
·         Pengaruh kekuatan yang tidak memadai, pemborosan energi, kram otot (koordinasi otot yang rendah) dengan konsekuensi kelelahan yang cepat.
·         Unsur-unsur gerakan tunggal yang tidak digabungkan dengan lancar, karena kurangnya koordinasi.
·         Gerakan-gerakan belum cukup tepat.
·         kekurangan keharmonisan dan ritme gerakan-gerakan yang diamati.
·          
b)      Pengembangan koordinasi halus
                        Bentuk gerakan-gerakan halus dicapai melalui pengulangn-pengulangan lebih lanjut yang mengambangkan kualitas gerakan-gerakan. Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang kompetitif. Bagian-bagian gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih kompleks dikembangkan secara terpisah dan dikombinasikan bersama

c)      Tahap Stabilisasi Dan Otomatisasi
                        Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi dimana ia dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi yang sulit dan berubah-ubah dari suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya dicapai melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang tinggi, para atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi. Pengaruh dari kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik dan kematangan mental atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh, sebab satu aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan pondasi bagi olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan dengan baik jika olahragawan memiliki kualitas fisik yang baik. Jadi teknik dapat dikembangkan dan dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik.





E       Koordinasi dan keseimbangan Dalam Olahraga
            Koordinasi dalam olahraga erat kaitannya dengan sistem saraf manusia. Kemampuan seseorang untuk merangkai berbagai macam gerakan, merupakan performa yang sudah terkonsep dalam sistem sarafnya.
Untuk mendapatkan kemampuan koordinasi yang baik, seorang atlet harus memiliki berbagai macam pengalaman gerak. Bukan hanya terpaku pada pola gerak cabang olahraga yang ditekuninya saja. Seperti halnya, seorang pemain sepakbola. Jika dulunya memiliki pengalaman gerak memainkan permainan  sepak bola, maka dia akan melakukan gerakan menyundul bola dengan pola loncatan.
Kemampuan koordinasi akan terlihat dari harmonisasi dan keindahan gerak yang ditampilkan. Ketika gerakannya sudah harmonis dan indah dipandang mata, maka dia sudah memiliki yang namanya koordinasi.
Dibutuhkan kemampuan sistem saraf terutama otak yang cerdas untuk menampilkan koordinasi gerak yang bagus. Selain harmonis dan indah gerakannya, energi yang dikeluarkan akan semakin efisien dan efektif.
            Keseimbangan  dalam olahraga ditujukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan sistem vestibular/kesimbangan tubuh. Otak, otot dan tulang bekerja bersama-sama menjaga keseimbangan tubuh agar tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran yang terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan keseimbangan, untuk itu program latihan integrasi yang lengkap harus dipersiapkan oleh seorang fisioterapis. Dasar untuk menciptakan program latihan keseimbangan yaitu pada awalnya adalah latihan penguatan kemudian latihan penguatan tersebut dimodifikasikan dengan latihan keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki atau memejamkan mata.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dalam olahraga sangat dibutuhkan sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan mental. Komponen dasar kondisi fisik terkhusus pada keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).
            Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik tersebut, perlu mendapat latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam sistem energy, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga

B.     Saran
            Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pembelajaran koordinasi dan keseimbangan dalam olahraga sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dan  dapat di terima secara keilmuan. Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.







DAFTAR PUSTAKA

Sumber: healthupyourlife.blogspot.com                                                             
https://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2011/07/16/koordinasi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah media pembelajaran

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang s...