Senin, 06 November 2017

MAKALAH ILMU GIZI

MAKALAH
ILMU GIZI
(BERKAITAN DENGAN OLAHRAGA)



                     
HIJRAH
1531041014
PENJAS KESREK “D”

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas individu “MAKALAH ILMU GIZI BERKAITAN DENGAN OLAHRAGA” dapat saya selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan.
Makalah ini saya susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai pencak silat, serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar saya.
saya menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu saya mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.



Makassar, 05 oktober 2016

 Penyusun





DAFTAR ISI
Kata pengantar------------------------------------------------------------------------------------------------------- i
Daftar isi--------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I : Pendahuluan------------------------------------------------------------------------------------------------ 1
1.      Latar belakang---------------------------------------------------------------------------------------------- 1
2.      Tujuan--------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
3.      Rumusan masalah----------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB II : pembahasan----------------------------------------------------------------------------------------------- 3
A.      Istilah-istilah dalam ilmu gizi--------------------------------------------------------------------------- 3
B.      Ruang lingkup gizi----------------------------------------------------------------------------------------- 3
C.      Kebutuhan gizi pada  atlet------------------------------------------------------------------------------- 4
D.     Macam-macam gizi pada atlet-------------------------------------------------------------------------- 4
E.      Kebutuhan gizi pada setiap kegiatan atlet---------------------------------------------------------- 9
F.      Gangguan makan pada dan akibat jika kekurangan gizi pada atlit-------------------------- 10
BAB III : Penutup---------------------------------------------------------------------------------------------------- 13
A.      Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------------- 13
B.      Saran------------------------------------------------------------------------------------------------------ 13
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------------------- 14


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. Zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein serta mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Pada lansia, kebutuhan gizi ini harus dipenuhi secara adekuat untuk mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya kemunduran fisik. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas fisik dan non fisik yang keduanya saling berpengaruh, sehingga perlu mendapat perhatian yang sama agar manusia selalu dalam kondisi keseimbangan yang baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas fisik dan non fisik adalah dengan peningkatan Status Gizi, status kesehatan, dan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan. Dengan gizi, tubuh melakukan proses asimilsi dan mengambil manfaat dari makanan atau bahan gizi, dan juga proses fisiologi dengan memanfaatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi dari organisme. Gizi yang layak dengan melakukan diet yang wajar dan memasak serta memproses makanan secara sehat dapat memberikan jumlah yang cukup berkenaan dengan tenaga panas dan berbagai bahan gizi untuk tubuh manusia, sambil menjaga keseimbangan antara semua bahan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan fisiologi yang normal dari tubuh dan menjaga badan tetap sehat. 
Selama masa penambahan gizi, hanya gizi yang seimbang yang dapat mencegah tubuh dari keadaan yang tidak seimbang antara Yin dan Yang yang selanjutnya dapat mengarah kepada timbulnya penyakit. Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan menurut ilmu pengetahuan ilmiah. Bila seseorang jatuh sakit, maka diperlukan untuk memperoleh pengobatan; bila seseorang berada dalam keadaan sehat, maka perlu untuk melakukan penjagaan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, melakukan pencegahan terhadap penyakit adalah sebagai masalah yang sangat mendasar dalam hubungannya dengan pemeliharaan kesehatan. Karena melihat begitu pentingnya masalah gizi ini, maka penulis merasa sangat perlu untuk kita dari kalangan mahasiswa  untuk mempelajarinya dan memahaminya, terlebih kita sebagai mshasiswa yang bergelut di bidang biologi. Penulis berharap dengan penulisdan makalah ini kita sebagai mahasiswa lebih memahami peran penting ilmu gizi ini bagi kehidupan diri kita sendiri dan masarakat pada umumnya.






B.     Rumusan Masalah
1.       Menjelaskan beberapa istilah- istilah dalam ilmu gizi?
2.      Bagaimanakah ruang lingkup gizi?
3.      Bagaimana kebutuhan gizi pada atlet ?
4.      Apa saja Macam-macam gizi pada atlet?
5.      Bagaimana kebutuhan gizi pada setiap kegiatan atlet?
6.      Apa saja gangguan makan dan akibat jika kekurangan gizi pada atlet?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui istilah dalam ilmu gizi.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup gizi.
3.      Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada atlet.
4.      Untuk mengetahui macam-macam gizi pada atlet.
5.      Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada setiap kegiatan atlet.
6.      Untuk mengetahui gangguan makan dan akibat jika kekurangan gizi pada atlet.































BAB II
PEMBAHASAN

A.     Istilah- istilah dalam Ilmu Gizi
Beberapa Istilah Dalam Ilmu Gizi, antara lain, sebagai berikut:
1.      Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata "gizi" berasal dari bahasa Arab Ghidza, yang berarti "makanan". Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia.
2.       Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
3.      Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasuk-kan ke dalam tubuh.
4.      Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5.      Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah. Dalam bahasa Inggrisnya hanya digunakan satu kata untuk menyatakan kata makanan, pangan, dan bahan makanan, yaitu food.
6.      Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakaan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas; di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, faktor gizi disamping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.


B.     Ruang Lingkup Gizi
Apabila dikaji pengertian ilmu gizi lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkupnya cukup luas. Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan (agronomi dan peternakan); perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen dari mulai penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan; konsumsi makanan; dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh karena itu, ilmu gizi sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan, dan keadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi.





C.     KEBUTUHAN GIZI BAGI ATLET
Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihanmaupun setelah bertanding. Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang rusak. Banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan energi. Dalam hal ini termasuk pula tentang pemberian suplemen dan usaha khusus berupa modifikasi yang dilakukan terhadap asupan nutrisi pada waktu tertentu, dalam upaya meningkatkan

D.    MACAM- MACAM GIZI BAGI ATLET
1.     MAKRONUTRITION
a)    Karbohidrat
Sumber energi utama pada berbagai tingkat dan jenis aktivitas fisik berasal dari karbohidrat, lemak dan protein yang berfungsi untuk mempertahankan aktivitas fungsional tubuh. Dikenal 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks. Glukosa adalah salah satu karbohidrat sederhana yang dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh sel-sel tubuh, namun bila jumlahnya berlebihan maka dapat dikonversi menjadi cadangan glikogen di hati dan di otot, dan bila masih berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa. Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang berantai panjang yang merupakan gabungan dari 3 atau lebih molekul glukosa. Selain itu dikenal pula bentuk lain dari karbohidrat yaitu: serat (antara lain selulose) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Pada manusia yang mempunyai status gizi normal, ditemukan 375-475 g karbohidrat sebagai cadangan energi, kurang lebih 325 g di otot dan 90 – 100 g di hati dalam bentuk glikogen dan hanya 15-20 g beredar di dalam darah. Setiap gram glikogen mengandung 4 kalori energi, dengan demikian 1500 – 2000 kalori dikandung oleh karbohidrat dalam tubuh, dan energi ini cukup sebagai energi untuk lari sejauh 20 mil. Selama berolahraga, glikogen pada otot yang aktif merupakan sumber energi, setelah melalui proses glikogenolisis. Glikogen hati dikonversi menjadi glukosa terlebih dahulu, lalu diangkut oleh darah ke otot yang aktif. Bila jumlah glikogen hati dan otot habis, glukosa dibentuk melalui proses glukoneogenesis dari sumber energi lain seperti protein. Pada prosespenyediaan energi tubuh, diperlukan hormon insulin dan glukagon sebagai pengatur keseimbangan kadar glukosa darah. Jumlah glikogen relatif kecil untuk digunakan atlet selama latihan berat atau pada pertandingan dalam waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan modifikasi melalui diet. Pada saat puasa 24 jam atau pada diet rendah kalori, jumlah cadangan kalori tubuh akan sangat berkurang. Salah satu cara untuk mempertahankan kadar cadangan karbohidrat tubuh adalah dengan mengkonsumsi diet karbohidrat tinggi selama beberapa hari (carbohydrates loading).




Dikenal beberapa fungsi karbohidrat, yaitu:
1)      Sumber energi
Fungsi utama karbohidrat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi. Energi yang diperoleh dari metabolisme glukosa atau glikogen akan digunakan oleh otot yang aktif selain untuk aktivitas biologik tubuh lainnya. Saat kemampuan sel untuk menyimpan glikogen sudah maksimal, glukosa yang berlebihan akan dikonversikanmenjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi.
2)      Protein sparer
Protein mempunyai peran penting yaitu mengganti sel yang rusak dan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Protein digunakan sebagai sumber energi saat tubuh kekurangan karbohidrat atau lemak, akibat asupan karbohidrat rendah, misalnya pada diet rendah karbohidrat atau setelah melakukan latihan endurans berat. Asam amino dapat diubah menjadiglukosa melalui proses glukoneogenesis di hati. Hal ini harus dicermati oleh atlet yang melakukan latihan berat Konsumsi karbohidrat rendah secara berkepanjanganakan bertolak belakang dengan tujuan latihan itu sendiri (untuk membesarkan massaotot) dan dapat pula menyebabkan gangguan pada proses penyediaan energi tubuh sebab proses ini terjadi di dalam sel-sel tubuh terutama di otot.
3)      Bahan metabolisme utama
Pada Metabolisme lemak diperlukan asam oksaloasetat untuk memfasilitasi pembentukan energi dari lemak. Oleh karena itu pada keadaan kadar glikogen tubuh rendah akibat asupan karbohidrat yang rendah atau akibat olahraga berkepanjangan, tubuh tidak dapat menyediakan energi dengan hanya menggunakan lemak sebagai sumber energi.
4)      Sumber energi untuk otak
Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi bagi otak sehingga pada keadaan kadar glukosa darah rendah (hipoglikemia) maka akan timbul keluhan kelaparan, lemas dan pusing. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan pada kinerja atau penampilan atlet. Mengingat fungsi karbohidrat sangat penting, asupan nutrisi pada atlet perlu diawasi dengan baik, dan ini sangat berkaitan dengan jenis olahraga, intensitas, durasi, tingkat kualitas fisik, status nutrisi atlet, usia atau adanya gangguan atau penyakit yang diderita atlet. Di negara maju kebutuhan karbohidrat bagi orang aktif atau atlet yang melakukan latihan berat, adalah 60% dari kebutuhan kalori sehari (400 – 600 g) yang diberikan dalam bentuk karbohidrat kompleks. Pada olahraga berat, sumber energi utama adalah glikogen otot yang mempunyai peran pada menit-menit awal (saat melakukan sprint) dan selama berolahraga dengan intensitas tinggi. Hampir seluruh energi yang digunakan pada masa transisi dari istirahat dan saat melakukan olahraga submaksimal (intensitas sedang, dengan waktu yang lama) berasal dari cadangan glikogen otot yang aktif. Selanjutnya setelah 20 menit kemudian akan digunakan energi yang berasal dari pemecahan glikogen otot dan hati yang menyediakan kira-kira 40 – 50% kebutuhan energi, selebihnya diperoleh dari pemecahan lemak. Bila masa berolahraga semakin panjang, terjadi pergeseran penggunaan sumber energi dominan dari karbohidrat ke lemak. Sebenarnya glukosa darah merupakan sumber energiutama, namun pada saat suplai glukosa dari hati tidak sesuai dengan penggunaan oleh otot yang aktif, kadar glukosa darah akan turun. Kelelahan (fatique) dapat terjadi padasaat cadangan glikogen di hati dan otot rendah, meskipun oksigen dan lemak yang adatidak terbatas. Kelelahan pada atlet endurans disebabkan oleh kekurangan karbohidrat pada olahraga submaksimal yang berkepanjangan.
b)    Lemak
Lemak adalah sumber energi utama pada aktivitas fisik yang lama seperti pada lari jarakjauh dan maraton. Dikenal beberapa jenis lemak yaitu: lemak sederhana misalnya trigliserida; lemak kompleks yaitu kombinasi lemak sederhana dengan molekul lain seperti fosfor disebut sebagai fosfolipid. HDL (high density lipoprotein) dan LDL (lowdensity lipiprotein) adalah jenis lemak yang berkombinasi dengan protein yang disebut sebagai lipoprotein. Bila mengandung sedikit lemak dan banyak protein disebut HDL dan bila mengandung banyak lemak dan kurang protein disebut LDL jumlah dan rasio HDL dan LDL dapat menunjukkan risiko penyakit jantung koroner seseorang. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL dan mempengaruhi rasio HDL dan LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun membran sel, sintesis vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain, serta diperlukan pula untuk pembentukan garam empedu. Lemak tumbuhan berkontribusi sebesar 34% pada asupan lemak sehari-hari, sedangkan lemak hewan sebesar 66%. Lemak merupakan sumber energi yang ideal untuk sel tubuh sebab setiap molekul mengandung energi yang besar, mudah diangkut dan diubah bila diperlukan. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, 2 kali dari jumlah energi yang dikandung oleh karbohidrat dan protein. Jumlah energi yang disimpan di dalam molekul lemak pada berat badan rata-rata 70 kg, adalah 94 500 kkal (10.500 g lemak tubuh x 9 kkal). Oleh karena itu tepat bila lemak digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas fisik yang lama. Selain itu lemak dapat memproteksi organ-organ tubuh seperti jantung, hati, limpa, ginjal dll. Lemak di bawah kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari dingin berlebihan, dan lemak yang berlebihan akan bersifat sebagai pengatur suhu tubuh, terutama pada olahraga yang lama, ketika produksi panas tubuh meningkat hingga 20 kali di atas suhu normal. Lemak adalah bahan makanan yang paling lama dicerna di lambung sehingga akan memperlambat rasa lapar. Energi dari lemak terutama berasal dari trigliserida di jaringan adiposa, dan dihantarkan oleh sistem sirkulasi ke jaringan otot dalam bentuk asam lemak bebas (FFA) yang akan berikatan dengan albumin darah. Dapat pula berasal dari trigliserida yang terdapat di sel otot itu sendiri. Selama berolahraga sedang sepertijogging dengan kecepatan 10 menit per mil, sumber energi yang berasal dari bahankarbohidrat dan lemak seimbang. Bila olahraga berlangsung lebih lama, sekitar 1 jamatau lebih, tubuh akan kehabisan karbohidrat, dan penggunaan lemak akan meningkat secara bertahap. Pada olahraga maraton misalnya lemak mengsuplai hampir 80% kebutuhan energi tubuh. Pada keadaan ini produksi hormon insulin menurun, sedangkan glukagon meningkat sehingga akan menurunkan metabolisme glukosa dan meningkatkan pemecahan lemak.
c)     Protein
Struktur kimia protein kurang lebih sama dengan karbohidrat dan lemak, mengandung karbon, oksigen dan hidrogen. Namun protein juga mengandung zat lain yaitu nitrogen, sulfur, fosfor dan besi. Molekul dasar dari protein adalah asam amino, dan asam amino dapat bergabung satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Gabungan 2 asam amino disebut sebagai dipeptida dan bila tiga disebut sebagai tripeptida. Tubuh manusia memerlukan 20 jenis asam amino yang berbeda, ada 9 asam amino yang tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, disebut sebagai asam amino esensial, dan terdapat 12 yang dapat dibuat oleh tubuh disebut asam amino non esensial. Protein dapat dioksidasi untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber energi. Protein merupakan senyawa utama untuk sintesis komponen seluler dalam pembentukan jaringan baru. Protein yang dikandung oleh sel tidak selalu tetap jumlahnya. Jumlah protein padaotot skelet adalah 65% dari jumlah protein tubuh dan jumlah ini dapat meningkat banyak dengan latihan beban (resistance training). Selain diperlukan untuk membesarkan otot,protein diperlukan pula untuk pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Fungsi bufer ini penting selama atlet melakukan olahraga berat, yaitu saat tubuh atlet menghasilkan produk metabolisme asam dalam jumlah besar. Protein yang ada di dalam darah seperti globulin dan albumin akan mempertahankan tekanan osmotik dalam sirkulasi darah. Halini akan mempertahankan cairan darah atau serum agar tetap berada di dalam pembuluh darah, tidak keluar ke jaringan sekitarnya oleh tekanan darah arteri yang tinggi. Namun konsumsi protein dalam jumlah besar tidak berarti akan langsung membesarkan otot, bahkan hal ini berbahaya sebab kelebihan nutrien ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Bila kelebihan berlangsung lama akan menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal dan hati. Banyak atlet angkat besi dan atlet power lainnya mengkonsumsi cairan, larutan, pil atau bubuk protein sebagai suplemen. Namun dari beberapa penelitian tidak ditemukan manfaat asupan protein yang berlebihan melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan, bahkan dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan seperti diare dan kehilangan kalsium berlebihan. AKG protein bagi atlet telah ditetapkan oleh para ahli lebih tinggi dari orang sedentari, dan dianggap cukup aman untuk menyediakan energi bagi atlet selama berolahraga dan untuk resintesis protein setelah berolahraga. Pada saat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, akan ditemukan ekskresi nitrogen yang meningkat bersama keringat, dan keadaan ini ditemukan bila seseorang berolahraga hingga tingkat saat cadangan glikogen habis. Disini jelas pentingnya peran karbohidrat sebelum protein digunakan sebagai sumber energi (protein sparer). Hal ini merupakan faktor penting untuk diperhatikan pada atlet yang melakukan olahraga endurans lama dan atau pada atlet yang sering melakukan latihan berat saat jumlah cadangan glikogen sangat berkurang. Atlet yang melakukan latihan lama dan berat akan menggunakan protein sebagai sumber energi dan berarti akan menekan sintesis protein. Oleh karena itu atlet yang melakukan latihan beban untuk membesarkan otot akan menghindari latihan endurans yang lama. Tidak semua protein dalam tubuh tersedia sebagai sumber energi, namun protein otot sangat mudah dikonversi pada saat dibutuhkan, khususnya pada olahraga lama. Asam amino di otot akan diubah menjadi alanin kemudian diangkut dari otot yang aktif ke hati untuk dideaminasi. Energi yang berasal dari siklus alanin-glukosa akan mensuplai 10 – 15% energi total yang diperlukan selama olahraga/latihan atau 60% berasal dari glukosa hati
2.      MIKRONUTRITION
Hingga saat ini disadari peran penting sejumlah kecil vitamin dan mineral bagi efektivitas metabolisme penyediaan energi tubuh. Sebenarnya bila konsumsi makanan cukup dan bervariasi (sesuai dengan yang dianjurkan), tambahan vitamin dan mineral tidak diperlukan. Bagaimana dengan atlet? Terdapat kecenderungan para atlet akan merasa sehat dan mantap bila mengkonsumsi berbagai macam vitamin, mineral atau suplemen lainnya. Namun asupan vitamin dan mineral berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti vitamin larut dalam lemak yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan tulang. Secara umum fungsi vitamin ini adalah sebagai regulator pada proses metabolisme pembentukan energi, pada sintesis jaringan dan aktivitas biologik lainnya. Vitamin larut dalam air berperan sebagai bagian koenzim pada reaksi pembentukan energi yang terjadi di dalam sel. Pada kenyataannya vitamin dapat digunakan berulang pada reaksi metabolisme energi, sehingga bagi mereka yang aktif atau atlet tidak diperlukan vitamin lebih banyak dari pada mereka yang kurang aktif, selama asupan makanannya seimbang. Sebanyak kurang lebih 4% massa tubuh terdiri dari mineral, yang terdapat di dalam enzim, hormon dan vitamin. Mineral dalam bentuk lebih kompleks dapat ditemukan di berbagai jaringan seperti kalsiumfosfat di dalam tulang atau dalam bentuk kalsium bebas di dalam cairan intraseluler. Dikenal 2 jenis mineral yaitu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<100mg>minor) dan mineral utama (major).
Mineral turut menjadi bagian dari senyawa kimia yang terlibat pada proses metabolismepembentukan energi. Terdapat 3 peran utama mineral di dalam tubuh:
·        Merupakan bagian dari struktur tulang dan gigi
·        Berperan secara fungsional untuk mempertahankan irama jantung normal, kontraksi otot, konduksi saraf dan keseimbangan asam basa tubuh.
·        Berperan sebagai regulator pada metabolisme seluler dan sebagai bagian dari enzim dan hormon yang mengendalikan berbagai aktivitas seluler.
a)     Kalsium
Mineral ini dibutuhkan untuk kontraksi otot, transmisi impuls, mengaktifkan enzim, pembekuan darah dan pergerakan cairan melewati membran plasma. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat di dalam tulang. Bila kadar kalsium darah rendah akibat asupan kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang terutama bila keadaan demikian berkepanjangan. Pelari jarak jauh seperti pelari 10 km dan maraton sering mengalami osteoporosis akibat latihan berat yang berkepanjangan, terutama bila asupan makanan tidak seimbang yang dapat menyebabkan persentase lemak tubuh menjadi sangat rendah dan stres berat akibat latihan akan menghambat produksi estrogen. . Untuk masyarakat umum, terutama pada lansia, olahraga dengan intensitas sedang akan merupakan pemicu untuk mempertahankan dan meningkatkan massa tulang.
b)    Natrium, Kalium dan Klor
Peran mineral ini adalah untuk mempertahankan pertukaran zat gizi dan produk sisa metabolisme antara sel dengan cairan ekstra sel. Natrium dan klor merupakan mineral utama di dalam plasma darah sedangkan kalium adalah mineral utama di dalam sel.Fungsi lainnya adalah memantapkan pergerakan listrik melewati membran sel. Perbedaan listrik antara bagian dalam dengan luar sel diperlukan antara lain untuk transmisi impuls saraf dan sebagai pemicu kontraksi otot.
c)     Besi
Telah jelas pada mereka yang tidak cukup mengkonsumsi besi dalam asupan makanannya akan mengalami kekurangan hemoglobin dan hal ini dapat menimbulkan keluhan kurang nafsu makan, kemampuan fisik menurun bahkan untuk latihan ringan lama sekalipun. Bila hal ini terjadi, pemberian suplemen dapat mengatasi berbagai keluhan tersebut. Kekurangan besi dan feritin sering ditemukan pada atlet wanita.Absorpsi besi dapat ditingkatkan bila mengkonsumsinya bersama dengan daging atau makanan yang kaya vitamin C. Namun perlu diwaspadai, kelebihan besi akan memberi dampak yang negatif. Kekurangan besi pada atlet dapat disebabkan oleh ekspansi volumeplasma yang besar akibat latihan berat, kehilangan melalui keringat dan destruksi sel darah merah pada olahraga berat.
d)    Radikal bebas dan antioksidan
Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu:
1)   sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan
2)   selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tidak terlatih akan memproduksiradikal bebas lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam darah.
e)    Air
Fungsi air bagi tubuh sangat jelas dan penting, sehingga bila terjadi kekurangan cairan pada tubuh seseorang terutama bagi atlet maka akan mengganggu penampilan atlet tersebut. Air diperoleh dari cairan, makanan dan proses metabolisme tubuh. Dalam sehari seseorang biasanya minum air sebanyak 1200 ml dan akan meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik dan akan lebih meningkat lagi bila olahraga dilakukan di lingkungan yang panas. Suhu tubuh dapat meningkat di atas batas normal. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berolahraga dalam waktu lama pada suhu panas. Setiap perubahan berat badan sebelum dan sesudah berolahraga merupakan petunjuk adanya kehilangan cairan tubuh selamaberolahraga. Pada keadaan-keadaan seperti ini sangat diperlukan penggantian cairan tubuh. Pemberian cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama berolahraga perlu memperhatikan hal berikut:
1) Pengosongan lambung air dengan suhu dingin (5oC) akan lebih cepat meninggalkan lambung
2) Volume cairan minum sedikit-sedikit lebih baik untuk menghindari perasaan penuh di lambung
3) Larutan kental pengosongan lambung akan lebih lambat bila cairan yang diminum mengandung elektrolit atau glukosa.

E.     KEBUTUHAN GIZI PADA SETIAP KEGIATAN ATLET
1.     Latihan (Training)
Kebutuhan nutrisi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan nutrisi yang memadai dibutuhkan tidak hanya pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu: Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat dalam makanan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran sistem pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbulkeluhan yang tidak diinginkan terutama bila latihan di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan makanan sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran persentase lemak tubuh atlet secara berkala.

2.     Bertanding (Kompetisi)
Setiap atlet biasanya memperisapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsinya pada saat bertanding agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan keseimbangan natrium darah. Gangguan keseimbangan natrium ini ditemukan pada atlet yang berolahraga kira-kira 6 jam atau lebih misalnya atlet triatlon dan minum air putih (bukan larutan elektrolit) sebagai pengganti cairan yang hilang. Untuk menghindari adanya gangguan pada kinerja atlet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal, yaitu:
·        Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati maupun di otot. Keadaan ini dapat dicapai dengan carbohydrate loading (untuk atlet jarak jauh).
·        Pada olahraga angkat besi pastikan bahwa pencapaian berat badan dilakukan tanpa melalui cara-cara yang dapat mengorbankan kinerja atlet
·        Cairan tubuh cukup
·        Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan
·         Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal).
·        Minum dan makan saat bertanding pada olahraga lama, namun tidak boleh mengganggu pengosongan lambung sebab akan menghambat pengosongan cairan dari lambung serta dapat menyebabkan timbulnya keluhan sakit perut.
3.     Pemulihan
Atlet dari beberapa cabang olahraga tertentu dapat bertanding lebih dari satu kalidalam sehari. Agar kinerja atlet tetap optimal pada saat bertandin, dapat dilakukan berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek nutrisi perlu dilakukan:
·        Penggantian cairan atau elektrolit yang hilang melalui keringat
·        Mengganti cadangan glikogen yang habis digunakan selama olahraga
·        Memberikan suplemen yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel-sel yang rusak.
F.       GANGGUAN MAKAN PADA ATLET DAN AKIBAT JIKA KEKURANGAN GIZI
Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang merupakan sindroma klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga, sedangkan pica dan ruminasi/ regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia olah raga.
Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekkan pengongtrolan berat badan secara salah sehingga membahayakan. Biasan;ya hal ini ditemui pada atlet yang penampilannya perlu tampak ramping sangat sedikit tetapi berlatih bayak dan berat sehingga menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang sering digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat pencahar. Menurut definisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders:.


1)    Anorexia Nervosa
·        Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai usia dan tinggi badan.
·         Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang.
·        Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk.
·        Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak mendapat haid (wanita dianggap amenore bila haidnya hanya timbul setelah diberikan hormon).
Anorexia nervosa terutama ditemui pada wanita (sampai 95%) Mulainya biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula sampai dewasa muda (usia 30-an). Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering berhubungan dengan keadaan stres.
2)    Bulimia Nervosa
·        Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu.
·        Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan banyak itu.
·        Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih olahraga secara berat untuk mencegah kenaikan berat badan.
·        Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3 bulan makan lahap dan banyak tadi dilakukan.
·        Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan.
Umumnya orang tersebut makan dan memuntahkannya kembali secara sembunyi-sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak perut sehingga bila mau, dia dapat melanjutkan lagi makannya. Biasanya bulimia mulainya juga pada waktu remaja atau dewasa muda. Orangtuanya sering obese dan pasien bulimia juga sering obese pada waktu remaja. Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehati atau lebih.
3)    Akibat Kelainan Perilaku Makan
·        Defisiensi nutrien seperti anemia gizi
·        Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot
·        Cadangan glikogen menurun.
·        Depresi
·        Toleransi terhadap hawa dingin menurun
Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang dapat mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan mineral tulang, merupakan trias penyakit/kelainan.
Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron. Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah-muntah dapat akibatkan gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung.






4)    Pertanda Anorexia Nervosa
·        Berat badan turun dengan hebat
·        Pikiran selalu mengenai makanan, kalori dan berat badan
·        Latihan berat dan tidak mengenal lelah
·        Perasaan yang berubah-ubah
·        Menghindari pertemuan dimana disediakan makanan
·        Tiba-tiba memutuskan untuk tidak makan daging berwarna merah
·        Mengklasifikasi makanan dalam makanan yang dianggap baik dan makanan yang tidak baik.
.      Akibat Kekurangan gizi
Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zai-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) itu dapat menyebabkan gangguan pada proses-proses:
v Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tinggkat sosial ekonomi menengah keatas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal dari keadaan sosial ekonomi rendah.
v Produksi tenaga 
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja , dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.
v Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas dan antibody berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi. 
v Struktur dan fungsi otak
Kurang gizi pada anak usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan menta dan kemampuan berfikir. 
v Perilaku
Baik anak-anak maupun dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.

Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energy yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai peyakit degenerative













BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Beberapa Istilah Dalam Ilmu Gizi, antara lain, sebagai berikut: Ilmu Gizi (Nutrition Science)Zat Gizi (Nutrients), Makanan Pangan, 
Bahan makanan Status gizi.
2. Ruang Lingkup Gizi: Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan (agronomi dan peternakan); perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen dari mulai penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan; konsumsi makanan; dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit.
3. Perkembangan ilmu gizi: Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.
4.Fungsi zat gizi, yaitu memberi energi, Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), Mengatur proses tubuh (zat pengatur).
5. Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh: Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energy yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai peyakit degenerative.


B.  Saran
Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakaan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Oleh karena itu, kita mesti menjaga pola makanan kita dengan gizi yang baik, sehingga tubuh tetap sehat.

















DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi Website:
Aprilina, Windy. 2013. Pengenalan Ilmu Gizi.

Biologi. 2012. Materi Ilmu Gizi. http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/materi-ilmu-gizi-pengenalan-ilmu-gizi.html. (Diakses tanggal 18 Mei 2013).

Drias, Nurdin. 2012. Pengenalan Ilmu Gizi. http://driashealty.blogspot.com/2012/10/pengenalan-ilmu-gizi.html. (Diakses tanggal 18 Mei 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah media pembelajaran

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang s...