BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan keiatan belajar, untuk
mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam merancang kegiatan
pembeajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan
pembelajran yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa,
materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas
penyajian materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih
untuk melakukan mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang telah dimiliki siswa.
Berkaitan
dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,
strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan
tuntutan kepada guru untuk dapat memilah memilih, dan menetapkan dengan tepat
metode pmbelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Peru
dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki pandangan yang berbeda
tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan
tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses
pembelajaran akan berbeda walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah
ini kami menekankan model pembelajaran PJBL yang membahas tentang model
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud model pembelajaran ?
2. Sebutkan
Macam-macam model pembelajaran ?
3. Bagaimanakah
dasar pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran ?
4. Bagaimana
pemilihan model pembelajaran sebagai bentuk implementasi stategi pebelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
apa itu model pembelajaran.
2. Mengetahui
macam-macam model pembelajaran.
3. Mengetahiu
dasar pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran.
4. Mengetahiu
pemilhan model pembelajaran sebagai bentuk implementasi.
D. Manfaat
Mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang model pembelajaran , sehingga kita
sebagai calon pendidik atau guru mampu
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dimana dalam pemilihan Model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah sebagai
suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri siswa.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi
(1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Soedjadi
(1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan
kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi
pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh
dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan
bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam
satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat
dirunut sebagai rangkaian :
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep
model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan
dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model
pembelajaran
untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan
Showers, 1992) Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1. Rasional
teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
2. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai,
3. Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil dan
4. lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran mampu memilih model dan mempunyai strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam
standar isi.
B. Macam-Macam
Model Pembelajaran
1. Koperatif
(CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan
fitrah manusis sebagai makhlu sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang
lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa
senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara
koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkontruksu konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 –
5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan
fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi,
pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi
hasil kelompok, dan pelaporan.
2.
Kontekstual (CTL,
Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka,
negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi
belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi
kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn
kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling
(pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau
individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism
(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis),
reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya
darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
3.
Realistik (RME, Realistic Mathematics
Education)
Realistic Mathematics Education
(RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk
digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan
mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing)
konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman
(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal),
inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran
sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4.
Pembelajaran Langsung
(DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi
dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika
disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan
siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan
mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau
ekspositori (ceramah bervariasi).
5.
Pembelajaran Berbasis
masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan
menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari
kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah
suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini
adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi,
investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6.
Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan
sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya.
Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah
yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7.
Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing
adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya
adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi
tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8.
Problem Terbuka (OE,
Open Ended)
Pembelajaran dengan problem
(masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan
pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban
siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan
proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan,
keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual
kaya makna secara matematik (gunakan
gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa, kaitakkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan
(sedikit demi sedikit dilepas mandiri). Sintaknya adalah menyajikan masalah,
pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan
pengarahan, membuat kesimpulan.
9.
Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah
pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya
menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan
setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan
baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses
tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa
mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi
tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah,
suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga
suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban
siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar,
ia telah berpartisipasi
10.
Pembelajaran Bersiklus
(cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa
pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi),
kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif).
Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti
menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11.
Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998)
mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu
bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan
Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna,
merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk
mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran
resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul,
membaca-merangkum.
12.
SAVI
Pembelajaran SAVI adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat
indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari:
Somatic yang bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan;
Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan,
menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan
mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata
melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media
dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah
menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi
pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan
menerapkan.
13.
TGT (Teams Games
Tournament)
Penerapan model ini dengan cara
mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa aberbeda. SD
telah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja
individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta
tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan
sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka,
ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja
kelompok sajikan hasil kelompok
sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa
dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah
UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.
Buat kelompok siswa
heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme
kegiatan
b.
Siapkan meja turnamen
secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang
berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap
kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya
paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil
kesewpakatan kelompok.
c.
Selanjutnya adalah
opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan
pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit).
Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen
untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja
tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
d.
Bumping, pada turnamen
kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran
tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa
superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja
turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e.
Setelah selesai
hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan
penghargaan kelompok dan individual.
14.
VAK (Visualization,
Auditory, Kinestetic)
Model pebelajaran ini menganggap
bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di
atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya
dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah
pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
15.
AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan
SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna
pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian
tugas atau quis
16.
TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di
atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk
bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu
siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola
komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi
BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan
bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa
pandai anggota kelompok secara
individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3)
penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
17.
STAD (Student Teams
Achievement Division)
STAD adalah salah satu model
pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5
orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi
kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan
berikan reward.
18.
NHT (Numbered Head
Together)
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu,
berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap
siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama
mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan
nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil
kuis dan beri reward.
19.
Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk
pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan,
iformasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang
terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap
anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar
sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada
kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20.
TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong
tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi
kelompok (share), kuis individual, buat
skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21.
GI (Group
Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan
sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan
pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di
luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di
dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan
staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi,
kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan
reward.
22.
MEA (Means-Ends
Analysis)
Model pembelajaran ini adalah
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan
materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi
menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun
sub-sub masalah sehingga terjadli
koneksivitas, pilih strategi solusi
23.
CPS (Creative Problem
Solving)
variasi dari pembelajaran dengan
pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan
kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari
fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,
identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul
gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
24.
TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan
berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi),
hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat
laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok
(membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
25.
TS-TS (Two Stay – Two
Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan
cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya
adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya
tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja
kelompok, kembali ke kelompok asal,
kerja kelompok, laporan kelompok.
26.
CORE (Connecting,
Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi
informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi,
(R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas,
menggunakan, dan menemukan.
27.
SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi
membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan
siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey
dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan
membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi
bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan
pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan
cara meninjau ulang menyeluruh
28.
SQ4R (Survey, Question,
Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R
dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
29.
MID (Meaningful
Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang
mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat
kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya
adalah (1) lead-in dengan melakukan
kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide;
(2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production
melalui ekspresi-apresiasi konsep
30.
KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan
melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta
sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata
kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui
refleksi diri tentang gaya belajar.
31.
CRI (Certainly of
Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi
proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk
memilih dan menggunakan pengetahuan yang
telah dimilikinya. Hutnal (2002)
mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally
guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk
almost certain, dn 5 untuk certain.
32.
DLPS (Double Loop
Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal
(penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk
pertanyaan mengapa. Selanutnya
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan
munculnya masalah tersebut.
Sintaknya
adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi,
analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah
penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33.
DMR (Diskursus Multy
Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang
berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas
dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan,
penerapan, dan penutup.
34.
CIRC (Cooperative,
Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah
komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya
adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang,
guru memberikan wacana bahan
bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian,
menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan
hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
35.
IOC (Inside Outside
Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan
sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa
saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran
kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke
dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian
berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
36.
Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang
memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya
adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja
dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama,
siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri
di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan
kembali berbagai informasi.
37.
Artikulasi
Artikulasi
adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi,
bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang
baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
38.
Debate
Debat adalah model pembalajaran
dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa
membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian
presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi
oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing
membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
39.
Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini
adalah: guru menyiapkan scenario
pembelajaran, menunjuk beberapa siswa
untuk mempelajari scenario tersebut,
pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk
melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran
yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan
dan refleksi.
40.
Talking Stick
Saintak pembelajaran ini adalah:
guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada
wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa
yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad
siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing
kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41.
Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi materi
secara umum, membentuk kelompok,
pemanggilan ketua dan diberi tugas
membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab
secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
42.
Student Facilitator and
Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi
kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa
lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
43.
Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi
kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok
menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal
yang nomornya dipilih acak, siswa yang
punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika
jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang
lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44.
Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi
yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi
bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa
atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi
.
45.
Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk
menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah
bertahap. Sintaknya adalah: sajian
informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
46.
Scramble
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal
sesuai materi bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan
materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa
berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
47.
Pair Checks
Siswa berkelompok berpasangan
sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
48.
Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi
persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah
kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang
cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu
dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak
pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
49. Mind
Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk
mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian
permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai
alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat
ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
50.
Examples Non Examples
Persiapkan gambar, diagram, atau
tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau
pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok
tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan,
valuasi dan refleksi.
51.
Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,
guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
52.
Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku,
bagikan wacana materi bahan ajar, siswa
mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah
seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan
refleksi.
53.
LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian
pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan
Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative,
apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya.
Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
54.
Improve
Improve singkatan dari Introducing
new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing
difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah
sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya,
balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
55.
Generatif
Basi gneratif adalah konstruksivisme
dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan
restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi
56.
Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan
pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah
kondisikan situasi belajar kondusif dan
focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
57.
Complette Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi
kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang
kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca
wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya
belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
58.
Concept Sentence
Proseduirnya adalah poenyampaian
kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata
kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata
kunci, presentasi.
59.
Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998)
untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi,
tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara
(pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon
dikembalikan.
60.
Take and Give
Model pembelajaran menerima dan
memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa –
bahan belajar – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi,
pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara
bergantian, evaluasi dan refleksi
61.
Superitem
Pembelajaran ini dengan cara
memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke
kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan
analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item,
yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan
hipotesis.
62.
Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari
beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya
adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual
workshop menggunakan computer-internet.
63.
Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis
kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan,
penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam
pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya,
kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64.
Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar
konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung
diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan
diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
65.
Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran
seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana
kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.
Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep
harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah
tumbuhkan minat dengan AMBak, alami dengan dunia realitas siswa.
C.
Dasar Pertimbangan
Pemilihan Model Pembelajaran
Sebelum
menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
1. Pertimbangan
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan
adalah:
a. Apakah
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik,
kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan
dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
b. Bagaimana
kompleksitas tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c. Apakah
untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan
yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah
materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
b. Apakah
untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?
c. Apakah
tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?
3. Pertimbangan
dari sudut peserta didik atau siswa.
a. Apakah
model pembelajaran sesuai dengan tingkat kemetangan peserta didik?
b. Apakah
model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
c. Apakah
model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan
lainnya yang bersifat nonteknis.
a. Apakah
untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah
model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dapat
digunakan?
c. Apakah
model pembelajaran itu memiliki nilai efektifitas atau efisiensi?
D.
Pemilihan Model
Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.
Dalam pembelajaran
guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam
pemilihan Model pembelajaran meliputi
pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat
diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model
pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya,
sintaks (pola urutannya) dan sifat
lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan
adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu
siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk
topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak
sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat
tinggi.
Sintaks (pola
urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan
alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian
kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru
atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran
memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali
dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam
proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup
pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan
merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar
yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada
model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara
melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa
duduk berhadap-hadapan dengan guru.
Pada model
pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan
pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut
strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan
tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi
dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran adalah upaya
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Jadi, pada prinsipnya strategi
pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
model-model
pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan
yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mengerti,
sesuai dengan cara gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal pada berbagai model
pembelajaran.
B. Saran
Kita
sebagai calon pendidik atau guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran
yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa,
sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Arebds (1998). Donna Meyer (1999). Driver
(1980). Hutnal (2002). Ismail
(2003). Joyce, Weil dan Showers, (1992). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998
: 203). Ramsey (1993). lavin
(1985). Soedjadi (1999 :101). Spencer
Kagan (1993). Weinstein & Meyer (1998).
Media grafika. 2012.
Model pembelajaran. http://media-grafika.com/model-model-pembelajaran 15.46 (13-05-2017)
Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.
Malang: Puataka Pelajar.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Sanjaya Wina, 2008. Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana
_______ .2016. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: kencana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan keiatan belajar, untuk
mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam merancang kegiatan
pembeajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan
pembelajran yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa,
materi ajar yang akan disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas
penyajian materi serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih
untuk melakukan mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang telah dimiliki siswa.
Berkaitan
dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,
strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan
tuntutan kepada guru untuk dapat memilah memilih, dan menetapkan dengan tepat
metode pmbelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Peru
dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki pandangan yang berbeda
tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan
tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses
pembelajaran akan berbeda walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah
ini kami menekankan model pembelajaran PJBL yang membahas tentang model
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud model pembelajaran ?
2. Sebutkan
Macam-macam model pembelajaran ?
3. Bagaimanakah
dasar pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran ?
4. Bagaimana
pemilihan model pembelajaran sebagai bentuk implementasi stategi pebelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
apa itu model pembelajaran.
2. Mengetahui
macam-macam model pembelajaran.
3. Mengetahiu
dasar pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran.
4. Mengetahiu
pemilhan model pembelajaran sebagai bentuk implementasi.
D. Manfaat
Mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang model pembelajaran , sehingga kita
sebagai calon pendidik atau guru mampu
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dimana dalam pemilihan Model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah sebagai
suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri siswa.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi
(1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Soedjadi
(1999 :101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan
kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi
pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan itu dapat ditempuh
dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan
bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam
satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Secara sederhana dapat
dirunut sebagai rangkaian :
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep
model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan
dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model
pembelajaran
untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan
Showers, 1992) Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1. Rasional
teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
2. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai,
3. Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil dan
4. lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran mampu memilih model dan mempunyai strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam
standar isi.
B. Macam-Macam
Model Pembelajaran
1. Koperatif
(CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan
fitrah manusis sebagai makhlu sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang
lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa
senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara
koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkontruksu konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 –
5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan
fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi,
pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi
hasil kelompok, dan pelaporan.
2.
Kontekstual (CTL,
Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka,
negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life
modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi
belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi
kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn
kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling
(pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau
individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism
(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis),
reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya
darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
3.
Realistik (RME, Realistic Mathematics
Education)
Realistic Mathematics Education
(RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk
digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan
mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing)
konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman
(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal),
inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran
sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4.
Pembelajaran Langsung
(DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi
dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika
disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan
siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan
mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau
ekspositori (ceramah bervariasi).
5.
Pembelajaran Berbasis
masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan
menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari
kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah
suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini
adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi,
investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6.
Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan
sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya.
Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah
yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7.
Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing
adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya
adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi
tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8.
Problem Terbuka (OE,
Open Ended)
Pembelajaran dengan problem
(masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan
pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban
siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan
proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan,
keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual
kaya makna secara matematik (gunakan
gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa, kaitakkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan
(sedikit demi sedikit dilepas mandiri). Sintaknya adalah menyajikan masalah,
pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan
pengarahan, membuat kesimpulan.
9.
Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah
pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya
menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan
setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan
baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses
tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa
mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari
prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi
tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah,
suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga
suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban
siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar,
ia telah berpartisipasi
10.
Pembelajaran Bersiklus
(cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa
pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi),
kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif).
Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti
menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
11.
Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998)
mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu
bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan
Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna,
merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk
mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran
resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul,
membaca-merangkum.
12.
SAVI
Pembelajaran SAVI adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat
indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari:
Somatic yang bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan;
Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan,
menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan
mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata
melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media
dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah
menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi
pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan
menerapkan.
13.
TGT (Teams Games
Tournament)
Penerapan model ini dengan cara
mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa aberbeda. SD
telah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja
individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta
tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan
sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka,
ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja
kelompok sajikan hasil kelompok
sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa
dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah
UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.
Buat kelompok siswa
heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme
kegiatan
b.
Siapkan meja turnamen
secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang
berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap
kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya
paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil
kesewpakatan kelompok.
c.
Selanjutnya adalah
opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan
pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit).
Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen
untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja
tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
d.
Bumping, pada turnamen
kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran
tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa
superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja
turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e.
Setelah selesai
hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan
penghargaan kelompok dan individual.
14.
VAK (Visualization,
Auditory, Kinestetic)
Model pebelajaran ini menganggap
bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di
atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya
dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah
pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
15.
AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition)
Model pembelajaran ini mirip dengan
SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna
pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian
tugas atau quis
16.
TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di
atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk
bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu
siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola
komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi
BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan
bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa
pandai anggota kelompok secara
individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3)
penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
17.
STAD (Student Teams
Achievement Division)
STAD adalah salah satu model
pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5
orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi
kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan
berikan reward.
18.
NHT (Numbered Head
Together)
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu,
berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap
siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama
mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan
nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil
kuis dan beri reward.
19.
Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk
pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan,
iformasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang
terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap
anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar
sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada
kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20.
TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong
tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi
kelompok (share), kuis individual, buat
skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21.
GI (Group
Investigation)
Model koperatif tipe GI dengan
sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan
pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di
luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di
dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan
staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi,
kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan
reward.
22.
MEA (Means-Ends
Analysis)
Model pembelajaran ini adalah
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan
materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi
menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun
sub-sub masalah sehingga terjadli
koneksivitas, pilih strategi solusi
23.
CPS (Creative Problem
Solving)
variasi dari pembelajaran dengan
pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan
kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari
fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,
identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul
gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
24.
TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan
berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi),
hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat
laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok
(membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
25.
TS-TS (Two Stay – Two
Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan
cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya
adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya
tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja
kelompok, kembali ke kelompok asal,
kerja kelompok, laporan kelompok.
26.
CORE (Connecting,
Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah (C) koneksi
informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi,
(R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas,
menggunakan, dan menemukan.
27.
SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi
membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan
siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey
dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan
membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi
bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan
pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan
cara meninjau ulang menyeluruh
28.
SQ4R (Survey, Question,
Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R
dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.
29.
MID (Meaningful
Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang
mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat
kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya
adalah (1) lead-in dengan melakukan
kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide;
(2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production
melalui ekspresi-apresiasi konsep
30.
KUASAI
Pembelajaran akan efektif dengan
melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta
sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata
kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui
refleksi diri tentang gaya belajar.
31.
CRI (Certainly of
Response Index)
CRI digunakan untuk mengobservasi
proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk
memilih dan menggunakan pengetahuan yang
telah dimilikinya. Hutnal (2002)
mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally
guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk
almost certain, dn 5 untuk certain.
32.
DLPS (Double Loop
Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal
(penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk
pertanyaan mengapa. Selanutnya
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan
munculnya masalah tersebut.
Sintaknya
adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi,
analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah
penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33.
DMR (Diskursus Multy
Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang
berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas
dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan,
penerapan, dan penutup.
34.
CIRC (Cooperative,
Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah
komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya
adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang,
guru memberikan wacana bahan
bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian,
menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan
hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
35.
IOC (Inside Outside
Circle)
IOC adalah mode pembelajaran dengan
sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa
saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran
kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke
dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian
berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
36.
Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang
memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya
adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja
dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama,
siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri
di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan
kembali berbagai informasi.
37.
Artikulasi
Artikulasi
adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi,
bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang
baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
38.
Debate
Debat adalah model pembalajaran
dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa
membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian
presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi
oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing
membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
39.
Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini
adalah: guru menyiapkan scenario
pembelajaran, menunjuk beberapa siswa
untuk mempelajari scenario tersebut,
pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk
melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran
yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan
dan refleksi.
40.
Talking Stick
Saintak pembelajaran ini adalah:
guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada
wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa
yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad
siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing
kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41.
Snowball Throwing
Sintaknya adalah: Informasi materi
secara umum, membentuk kelompok,
pemanggilan ketua dan diberi tugas
membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab
secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
42.
Student Facilitator and
Explaining
Langkah-langkahnya adalah: informasi
kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa
lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
43.
Course Review Horay
Langkah-langkahnya: informasi
kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok
menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal
yang nomornya dipilih acak, siswa yang
punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika
jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang
lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44.
Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi
yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi
bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa
atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi
.
45.
Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk
menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah
bertahap. Sintaknya adalah: sajian
informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
46.
Scramble
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal
sesuai materi bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan
materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa
berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
47.
Pair Checks
Siswa berkelompok berpasangan
sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
48.
Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi
persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah
kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang
cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu
dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti babak
pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
49. Mind
Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk
mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian
permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai
alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat
ksimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
50.
Examples Non Examples
Persiapkan gambar, diagram, atau
tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau
pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok
tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan,
valuasi dan refleksi.
51.
Picture and Picture
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,
guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
52.
Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku,
bagikan wacana materi bahan ajar, siswa
mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah
seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan
refleksi.
53.
LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian
pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan
Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative,
apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya.
Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
54.
Improve
Improve singkatan dari Introducing
new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing
difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah
sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya,
balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
55.
Generatif
Basi gneratif adalah konstruksivisme
dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan
restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi
56.
Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan
pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah
kondisikan situasi belajar kondusif dan
focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
57.
Complette Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi
kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang
kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca
wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya
belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
58.
Concept Sentence
Proseduirnya adalah poenyampaian
kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata
kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata
kunci, presentasi.
59.
Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998)
untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi,
tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara
(pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon
dikembalikan.
60.
Take and Give
Model pembelajaran menerima dan
memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa –
bahan belajar – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi,
pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara
bergantian, evaluasi dan refleksi
61.
Superitem
Pembelajaran ini dengan cara
memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke
kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan
analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item,
yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan
hipotesis.
62.
Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari
beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya
adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual
workshop menggunakan computer-internet.
63.
Treffinger
Pembelajaran kreatif dengan basis
kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan,
penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam
pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya,
kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64.
Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar
konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung
diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan
diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
65.
Quantum
Memandang pelaksanaan pembelajaran
seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana
kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai.
Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep
harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah
tumbuhkan minat dengan AMBak, alami dengan dunia realitas siswa.
C.
Dasar Pertimbangan
Pemilihan Model Pembelajaran
Sebelum
menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
1. Pertimbangan
terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan
adalah:
a. Apakah
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik,
kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan
dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
b. Bagaimana
kompleksitas tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c. Apakah
untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan
yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah
materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
b. Apakah
untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?
c. Apakah
tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?
3. Pertimbangan
dari sudut peserta didik atau siswa.
a. Apakah
model pembelajaran sesuai dengan tingkat kemetangan peserta didik?
b. Apakah
model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
c. Apakah
model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan
lainnya yang bersifat nonteknis.
a. Apakah
untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah
model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dapat
digunakan?
c. Apakah
model pembelajaran itu memiliki nilai efektifitas atau efisiensi?
D.
Pemilihan Model
Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.
Dalam pembelajaran
guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam
pemilihan Model pembelajaran meliputi
pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat
diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model
pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya,
sintaks (pola urutannya) dan sifat
lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan
adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu
siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk
topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak
sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat
tinggi.
Sintaks (pola
urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan
alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian
kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru
atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran
memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali
dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam
proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup
pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan
merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar
yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada
model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara
melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa
duduk berhadap-hadapan dengan guru.
Pada model
pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan
pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut
strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan
tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi
dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran adalah upaya
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Jadi, pada prinsipnya strategi
pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
model-model
pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan
yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mengerti,
sesuai dengan cara gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal pada berbagai model
pembelajaran.
B. Saran
Kita
sebagai calon pendidik atau guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran
yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa,
sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Arebds (1998). Donna Meyer (1999). Driver
(1980). Hutnal (2002). Ismail
(2003). Joyce, Weil dan Showers, (1992). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998
: 203). Ramsey (1993). lavin
(1985). Soedjadi (1999 :101). Spencer
Kagan (1993). Weinstein & Meyer (1998).
Media grafika. 2012.
Model pembelajaran. http://media-grafika.com/model-model-pembelajaran 15.46 (13-05-2017)
Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.
Malang: Puataka Pelajar.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Sanjaya Wina, 2008. Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana
_______ .2016. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar