Selasa, 19 Juli 2022

makalah karate

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

       Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” (pinyin: kongshou).

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

1.    Shotokan

2.    Goju-Ryu

3.    Shito-Ryu

4.    Wado-Ryu

       Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF. Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".

        Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

B.     Rumusan masalah

1.      Bagaimana perkembangan Sejarah karate ?

2.      Bagaimana Teknik dasar karate ?

3.      Bagaimana Kondisi fisik karate ?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui perkembangan sejarah karate

2.      Mengetahui teknik dasar karate

3.      Mengetahui kondisi fisik karate

D.    Manfaat

       Dengan adanya makalah kita diharapkan memahami sejarah, teknik dasa dan kondisi fisik karate.

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Sejarah Karate

1.      Sejara katare Dunia

            Pada tahun 1477 Raja Soshin di Okinawa memberlakukan larangan pemilikan senjata bagi golongan pendekar. Tahun 1609 Kelompok Samurai Satsuma dibawah pimpinan Shimazu Iehisa masuk ke Okinawa dan tetap meneruskan larangan ini. Bahkan mereka juga menghukum orang-orang yang melanggar larangan ini. Sebagai tindak lanjut atas peraturan ini orang-orang Okinawa berlatih Okinawa-te (begitu mereka menyebutnya) dan Ryukyu Kobudo (seni senjata) secara sembunyi-sembunyi. Latihan selalu dilakukan pada malam hari untuk menghindari intaian. Tiga aliranpun muncul masing-masing memiliki ciri khas yang namanya sesuai dengan arah asalnya, yaitu : Shurite , Nahate dan Tomarite.

            Namun demikian pada akhirnya Okinawate mulai diajarkan ke sekolah-sekolah dengan Anko Itosu (juga mengajari Funakoshi) sebagai instruktur pertama. Dan tidak lama setelah itu Okinawa menjadi bagian dari Jepang, membuka jalan bagi karate masuk ke Jepang. Gichin Funakoshi ditunjuk mengadakan demonstrasi karate di luar Okinawa bagi orang-orang Jepang.

            Gichin Funakoshi sebagai Bapak Karate Moderen dilahirkan di Shuri, Okinawa, pada tahun 1868, Funakoshi belajar karate pada Azato dan Itosu. Setelah berlatih begitu lama, pada tahun 1916 (ada yang pula yang mengatakan 1917) Funakoshi diundang ke Jepang untuk mengadakan demonstrasi di Butokukai yang merupakan pusat dari seluruh bela diri Jepang saat itu.Selanjutnya pada tahun 1921, putra mahkota yang kelak akan menjadi kaisar Jepang datang ke Okinawa dan meminta Funakoshi untuk demonstrasi. Bagi Funakoshi undangan ini sangat besar artinya karena demonstrasi itu dilakukan di arena istana. Setelah demonstrasi kedua ini Funakoshi seterusnya tinggal di Jepang.

            Selama di Jepang pula Funakoshi banyak menulis buku-bukunya yang terkenal hingga sekarang. Seperti “Ryukyu Kempo : Karate” dan “Karate-do Kyohan”. Dan sejak saat itu klub-klub karate terus bermunculan baik di sekolah dan universitas.

            Gichin Funakoshi selain ahli karate juga pandai dalam sastra dan kaligrafi. Nama Shotokan diperolehnya sejak kegemarannya mendaki gunung Torao (yang dalam kenyataannya berarti ekor harimau). Dimana dari sana terdapat banyak pohon cemara ditiup angin yang bergerak seolah gelombang yang memecah dipantai. Terinspirasi oleh hal itu Funakoshi menulis sebuah nama “Shoto” sebuah nama yang berarti kumpulan cemara yang bergerak seolah gelombang, dan “Kan” yang berarti ruang atau balai utama tempat muridnya-muridnya berlatih.

            Simbol harimau yang digunakan karate Shotokan yang dilukis oleh Hoan Kosugi (salah satu murid pertama Funakoshi), mengarah kepada filosofi tradisional Cina yang mempunyai makna bahwa ’’harimau tidak pernah tidur’’. Digunakan dalam karate Shotokan karena bermakna kewaspadaan dari harimau yang sedang terjaga dan juga ketenangan dari pikiran yang damai yang dirasakan Gichin Funakoshi ketika sedang mendengarkan suara gelombang pohon cemara dari atas Gunung Torao.

            Sekalipun Funakoshi tidak pernah memberi nama pada aliran karatenya, murid-muridnya mengambil nama itu untuk dojo yang didirikannya di Tokyo tahun sekitar tahun 1936 sebagai penghormatan pada sang guru. Selanjutnya pada tahun 1949 Japan Karate Association (JKA) berdiri dengan Gichin Funakoshi sebagai instruktur kepalanya.

            Shotokan adalah karate yang mempunyai ciri khas beragam teknik lompatan (lihat Enpi, Kanku Dai, Kanku Sho dan Unsu), gerakan yang ringan dan cepat. Membutuhkan ketepatan waktu dan tenaga untuk melancarkan suatu teknik.

            Gichin Funakoshi percaya bahwa akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk menguasai manfaat dari kata. Dia memilih kata yang yang terbaik untuk penekanan fisik dan bela diri. Yang mana mempertegas keyakinannya bahwa karate adalah sebuah seni daripada olah raga. Baginya kata adalah karate. Funakoshi meninggal pada tanggal 26 April 1957.

Hingga kini 4 besar aliran karate di Jepang yaitu Shotokan, Gojuryu, Wadoryu dan Shitoryu.

 

2.      Sejarah karate di Indonesia

            Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

            Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).

            Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

            Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).

 

B.     Teknik dasar karate

            Adapun gerakan – gerakan  yang harus dikuasai oleh seorang karatedo antara lain sebagai berikut:

1.      Kuda-kuda (dachi)

                        Kuda – kuda atau bisa disebut dengan Dachi merupakan gerakan dasar yang wajib di kuasai dengan baik dan benar. Gerakan kuda – kuda adalah gerakan paling dasar yang merupakan tumpuan dari semua gerakan. Wajib bagi para karatedo untuk menguasai gerakan kuda – kuda ini dengan baik. Ada banyak macam – macam kuda – kuda yang dipelajari yaitu:

a.       Hachiji-Dachi : Kuda-kuda dasar (kaki dibuka sebelah bahu)

b.      Zen – kutsu – Dachi : Kuda – kuda berat depan

c.       Ko – Kutsu –Dachi : Kuda – kuda berat belakang

d.      Hangetsu – Dachi : Kuda – kuda berat tengah (dalam kata Hangetsu)

e.       Heisoku – Dachi : Kuda – kuda berat tengah tetapi kedua kaki rapat (dalam Kata Unsu)

f.       Neko – Ashi – Dachi : Kuda –kuda berat belakang (dalam Kata Unsu)

g.      Sanshin – Dachi : Kuda – kuda berat tengah

h.      Sochin – Dachi : Kuda – kuda berat tengah (dalam Kata Sochin)

2.      Pukulan (Zuki)

               Gerakan pukulan dalam seni beladiri Karate ini biasa disebut dengan Zuki merupakan salah satu gerakan dasar yang juga sangat penting untuk dikuasai oleh para praktisi dengan baik dan benar. Ini berarti gerakan dasar ini tidak kalah pentingnya dengan gerakan kuda – kuda. Tehnik pukulan harus di kuasai dengan baik karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan. Berikut ini macam – macam tehnik pukulan yang harus dikuasai oleh para karatedo antara lain :

a.       Oi – Zuki – Chudan : Pukulan kea rah perut atau ulu hati

b.      Oi – Zuki – Jodan : Pukulan kearah kepala

c.       Kisame – Zuki : Pukulan kearah kepala tetapi kaki tidak melangkah

d.      Gyaku – Zuki : Pukulan kearah perut tetapi kaki tidak melangkah

e.       Ura – Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto – Ude – Uke

f.       Morete – Zuki : Pukulan dan dorongan

g.      Agi – Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan dan bentuknya seperti Agi – Uke

h.      Choku – Zuki : Pukulan kearah perut dengan kuda – kuda Hachiji – Dachi

i.        Kage – Zuki : Pukulan kesamping sperti pada Kata Tekki Shodan

j.        Tate – Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi – Ude – Uke

k.      Yama – Zuki : Pukulan menggunung / pukulan ganda dengan kedua tangan

l.        Morete – Hisame – Zuki : Pukulan dengan kedua tangan

m.    Tetsui – Uchi : Tangan palu

n.      Uraken – Uchi : Pukulan menyamping

o.      Haishu – Uchi : Tangan pedang

p.      Haito – Uchi : Tangan pedang

q.      Empi : Sikutan

r.        Shuto – Uchi : Tangan pedang

s.       Tate – Shuto : Tangan Pedang

3.      Tendangan (Geri)

                        Tendangan atau biasa disebut dengan Geri ini merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk menyerang lawan selain menggunakan pukulan. Tendangan (Geri) ini dilakukan dengan tehnik tertentu. Adapun macam –macam dari Geri antara lain :

a.       Mae – Geri : Tendangan kearah perut atau kepala dengan arah kedepan

b.      Mawashi – Geri : Tendangan dengan kaki bagian atas

c.       Yokp – Geri – Kekome : Tendangan dengan kaki bagian samping (di sodok)

d.      Yoko – Geri – Keange : Tendangan dengan kaki bagian samping (di snap)

e.       Usiro – Geri : Tendangan ke belakang

4.      Tangkisan (Uke)

                        Khusus untuk tehnik ini, dalam menangkis lawan posisi badan kita harus menyamping atau segaris dengan kuda – kuda. Hal ini ditujukan supaya jika pukulan atau tendangan dari lawan luput dari tangkisan kita, maka serangan tersebut tidak akan mengenai badan kita. Berikut ini adalah macam – macam Tehnik Tangkisan dalam karate:

a.       Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae – Geri

b.      Soto – Ude – Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga

c.       Uchi – Ude – Uke : Tangkisan tengan yang datangnya dari bawah ketiak

d.      Agi – Uke : Tangkisan atas

e.       Shuto – Uke : Tangkisan tangan padang

f.       Juji – Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang

g.      Morote – Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote – Zuk

 

C.    Kondisi Fisik

            Pendukung Setiap nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik yang prima. Penting nya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik secara teoritis maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988 : 153) bahwa, “Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam meningkatkan prestasi atlet. Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan kompleks, maka dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen kondisi fisik yang dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain : ·    

1.      Kekuatan (strenght) Kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. ·     

2.      Kecepatan (speed) Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. ·     

3.      Kelincahan (agility) Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. ·

4.       Daya Tahan (endurance) Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus. ·    

5.       Kelentukan (flexibility) Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. ·    

6.      Koordinasi (coordination) Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. ·     

7.      Ketepatan (accuracy) Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. ·    

8.      Reaksi (reaction) Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera.

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

       Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan mendatar

       Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan belaan. Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk ditahan atau ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara serentak dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan sebagainy

 

B.     Saran

Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari gangguan orang lain

 


DAFTAR PUSTAKA

 

http://simbolonbermanhot.blogspot.co.id/2013/05/analisis-kondisi-fisik-cabang-olahraga.html

 http://karateindonesia.com/2016/11/11/gerakan-dasar-karate-untuk-pemula/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah media pembelajaran

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang s...