Kamis, 12 April 2018

kenakalan remaja dan olahraga


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
       Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja.
       Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orang tua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
       Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup dan identitas yang paling sesuai baginya
       Dalam mencari jati dirinya remaja tidak jarang remaja membuat masalah sosial seperti kenakalan remaja. Sampai saat ini permasalahan ini terus berkembang dan kian hari kian memprihatinkan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud kenakalan remaja ?
2.      Apa saja macam macam kenakalan remaja ?
3.      Apa saja penyebab kenakalan remaja ?
4.      bagaimna pencegahan kenakalan remaja yang efektif ?
5.      apa yang dimaksud olahraga ?
6.      bagaimana peran olahraga terhadap kenakalan remaja ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui tentang kenakalan remaja.
2.      Mengetahui macam macam kenakalan remaja.
3.      Mengetahui penyebab kenakalan remaja.
4.      Mengetahui cara pencegahan kenakalan remaja.
5.      Mengetahui tentang  olahraga.
6.      Mengetahui peran olahraga terhadap kenakalan remaja.
D.    Manfaat
       Dengan mengetahui dan memahami tentang kanakalan remaja, maka kita sebagaia calon pendidik khususnya dirana penjas mampu memberikan pengaruh yang besar terhadapa mental siswa, mencegah terjadinya kenakalan  Remaja dan mengisi waktu siswa atau remaja untuk lebih banyak berolahraga.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kenakalan Remaja
       Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan juvenile delinquency berasal dari kata “juvenile” yang berarti anak-anak dan “delinquere” yang berarti terabaikan. Oleh karena itu, kenakalan remaja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dilakukan oleh para remaja untuk berbuat onar. Kondisi ini merupakan kondisi patologis, karena para remaja tersebut berbuat atau bertindak di luar batas norma-norma hukum yang berlaku, serta merugikan lingkungan sosialnya.
       Para ahli pendidikan berpendapat bahwa remaja yang dikatakan disini ialah seseorang yang telah memiliki umur 13 tahun sampai 18 tahun. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh remaja tersebut merupakan akumulasi daripada pengabaian sosial yang dilakukan terhadap mereka, baik oleh keluarga, teman, ataupun lingkungan tempat ia tinggal.
            Terdapat beberapa definisi kenakalan remaja (juvenile delinquere” yang telah disebutkan oleh para ahli, meliputi :
1.      Mussen
            Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh mereka yang memiliki rentang usia 13-18 tahun, dimana jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka akan mendapat sanksi hukum.

2.      Simanjuntak
            Kenakalan remaja ialah suatu perbuatan-perbuatan melanggar hukum, dimana perbuatan tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat tempat ia hidup. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai perbuatan anti sosial yang memiliki unsur-unsur anti normatif.
3.      Kartono
            Kenakalan remaja sebagai suatu gejala patologis yang dilakukan oleh remaja sebagai akibat dari pengabaian sosial, sehingga mereka akan mengembangkan suatu bentuk perilaku yang menyimpang
4.      Hurlock
            Kenakalan remaja ialah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat memasukkan seseorang ke dalam penjara
5.      Santrock
            Kenakalan remaja merupakan kumpulan berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial, sehingga menimbulkan perbuatan criminal
6.      Conger dan Dusek
            Kenakalan remaja adalah bentuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang berumur dibawah 18 tahun, dimana perbuatan tersebut dapat dikenai sanksi atau hukuman


B.     Macam – Macam Kenakalan Remaja
       Terdapat berbagai macam bentuk atau jenis kenakalan yang dilakukan oleh para remaja. Apalagi memasuki era yang serba modern ini, dengan berbagai budaya luar yang masuk dan mempengaruhi pola hidup remaja Indonesia. Sebagian kecil contoh-contoh kenakalan remaja tersebut ialah :
1.      Penggunaan narkoba
2.      Minum minuman keras
3.      Perjudian
4.      Seks bebas
5.      Penganiayaan
6.      Bolos sekolah
7.      Perkelahian atau tawuran
8.      Penipuan
9.      Pemerasan
10.  Pencurian
11.  Balapan liar
12.  Pembunuhan dengan latar belakang geng/kelompok

C.    Penyebab Kenakalan Remaja
       Terdapat dua faktor yang menyebabkan seorang remaja terpengaruh dan ikut bagian dalam berbuat kenakalan, yaitu internal (diri sendiri), dan eksternal (lingkungan).
1.      Faktor Internal
a.       Krisis Identitas
            Idealnya, seorang remaja akan selalu mencari jati diri di dalam lingkungannya saat ia beranjak remaja sebelum ia masuk ke usia dewasa. Oleh karena itu, dalam mencari jati diri ini, seringkali remaja jatuh ke dalam krisis identitas yang membuat mereka terdorong untuk melakukan tindakan criminal
b.      Kontrol Diri yang Lemah
            Remaja yang tidak dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk akan mudah sekali terpengaruh untuk berbuat nakal. Akan tetapi, bagi remaja yang sudah dapat membedakan perbuatan baik dan buruk juga bisa terjerumus ke dalam perbuatan buruk, jika tidak dibarengi dengan control diri yang baik dari dalam batin mereka
2.      Faktor Eksternal
a.       Keluarga
            Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh seseorang sejak ia lahir. Keluargalah yang seharusnya membentuk control diri yang kuat sehingga seorang remaja tidak terjerumus ke dalam kenakalan. Keluarga yang tidak harmonis seperti perceraian kedua orang tua, tidak adanya komunikasi yang baik di dalam keluarga, serta keluarg ayang selalu dirundung perselisihan, akan memicu perilaku negative pada remaja
            Keluarga juga sangat berperan penting dalam melakukan edukasi dan memberikan pengetahuan agama kepada anaknya sedari lahir, sehingga pada saat mereka beranjak remaja, mereka memiliki kontrol diri yang kuat
b.      Lingkungan Sosial
            Selain keluarga, seseorang juga akan melakukan proses sosioligis ke lingkungan sekitar. Jika lingkungan tempat ia tinggal merupakan lingkungan yang rawan kejahatan, maka potensi seorang anak untuk melakukan tindak kejahatan juga akan semakin besar.
c.       Pergaulan
            Pergaulan dengan teman sebaya juga wajib menjadi tanggung jawab keluarganya dalam memberikan pengatahuan kepada remaja untuk memilih teman yang baik. Teman sebaya seringkali menjadi faktor utama bagi seorang remaja untuk melakukan tindak kejahatan.
d.      Pendidikan
            Pendidikan sangat berguna dalam mebentuk kepribadian seseorang agar memiliki pengetahuan akan baik buruknya suatu perbuatan. Pendidikan baik harus sejak dini diajarkan oleh kedua orang tua, sebelum melanjutkan ke sekolah
e.       Penggunaan Waktu Luang
            Sebaiknya, remaja mempergunakan waktu luangnya dengan hal-hal yang bersifat positif, seperti membantu sesama, olahraga, menjalani hobi, dan lain sebagainya. Hal itu akan menjauhkan remaja untuk mengisi waktu luang untuk melakukan perbuatan anti normative
f.       Masuknya Kebudayaan Luar
            Kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan adat dan norma yang berlaku di Indonesia seharusnya harus dihindari atau bahkan tidak diikuti. Apalagi dengan perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin dinamis, membuat seorang remaja makin meninggalkan budaya budaya aslinya.
Faktor – Faktor Munculnya Kenakalan Remaja
1.      Kurangnya disiplin yang diterapkan pada anak
2.      Kemiskinan dan kekerasan dalam keluarga
3.      Adanya saudara atau teman sebaya yang terlebih dahulu berbuat kejahatan
4.      Perbedaan budaya yang diterima
5.      Tingginya konflik dan perilaku agresif dalam keluarga
6.      Orang tua yang tidak memberikan contoh perilaku yang baik
7.      Kurangnya pengawasan terhadap anak
8.      Kurangnya sosialisasi kepada anak terkait lingkungan sosial yang baik

D.    Pencegahan Kenakalan Remaja
       Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan timbulnya perilaku atau perbuatan kenakalan yang dilakukan oleh para remaja, diantaranya :
1.      Usaha Preventif
a.       Memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak
b.      Meningkatkan kesejahteraan keluarga
c.       Mendirikan tempat pengembangan kreasi dan inovasi bagi remaja
d.      Mengembangkan perlengkapan olahraga bagi remaja
e.       Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif guna memberikan pengetahuan terhadap tingkah laku remaja
2.      Usaha Memberikan Sanksi
a.       Memberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya
b.      Memberikan hukuman yang adil
c.       Hukuman yang diberikan seharusnya bersifat edukatif dan mendidik
d.      Tidak membatasi kreativitas remaja dalam menjalani hukuman tersebut
e.       Tetap memberikan pengawasan dan pendidikan
3.      Usaha Kuratif
a.       Memberikan pelatihan kepada para remaja untuk hidup teratur dan disiplin
b.      Memperbanyak program latihan peningkatan keterampilan
c.       Melakukan perubahan lingkungan tempat tinggal
d.      Memberikan fasilitas yang diperlukan untuk perkembangan jasmani dan rohani
e.       Menghilangkan atau menekan penyebab-penyebab timbulnya kenakalan remaja
E.     Pengertian olahraga
       Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bhs Perancis Kuno desport yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar th. 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga.
       Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk mereduksi stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik.
       Manfaat olahraga bagi tubuh manusia dapat membantu melindungi dari penyakit seperti stroke, jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, osteoporosis, nyeri punggung, dan dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stress selain dari manfaat yang telah di sebutkan di atas, olahraga juga bisa membentuk otot- otot yang ada di dalam tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang berotot juga bisa menjaga stamina tubuh agar selalu fit.
       Agar manfaat yang dicapai lebih maksimal, para ahli merekomendasikan untuk melakukan 20 sampai 30 menit aktivitas aerobik tiga kali atau lebih dalam seminggu serta berbagai kegiatan olahraga lainnya untuk menguatkan otot dan peregangan setidaknya dua kali seminggu. Namun, jika tidak bisa melakukan kegiatan berolahraga setiap hari bisa menggantinya dengan melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengumpulkan 30 menit atau lebih dengan melakukan kegiatan mengepel.

F.     Peranan olahraga terhadap kenakalan remaja
       Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri
bagaimana olahraga mengatasi kenakalan remaja :
1.      Dengan berolahraga maka remaja akan disibukkan berolahraga sehingga remaja tidak sempat membuat kenakalan.
2.      Dengan berolahraga maka remaja akan lebih bertanggung jawab terhadap yg dilakukan karena dalam olahraga sangat diajarkan kedisiplinan.
3.      Karena dengan berolahraga dapat merubah mindset, sehingga dapat merubah pikiran remaja agar melakukan hal-hal positif
4.      Jika anak tersebut suka berkelahi maka orangtua harus mengarahkannya ke olahrag beladiri.dan begitu juga dengan yg lain
          Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orang tua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar meraka tidak ketakutan dengan orang tua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orang tua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun harus tetap dijaga agar mereka tidak salah jalan, menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat
            Melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga setiap hari merupakan bagian dari hidup sehat. Berolahraga setiap hari memberikan manfaat besar bagi remaja seperti meningkatkan energi, dan mencegah datangnya penyakit kronis.             Tidak hanya orang dewasa saja yang perlu membiasakan diri untuk olahraga. Anak-anak dan remaja juga perlu melakukan hal yang sama, apalagi ini akan membantu mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Olahraga juga dapat membantu mempromosikan kesehatan mental yang baik pada anak-anak dan remaja.
            Kesehatan mental mencakup kemampuan kita untuk berpikir, merasa, bertindak, dan berinteraksi dalam cara-cara yang memungkinkan untuk mengatasi tantangan sambil menikmati hidup. Pada anak-anak dan remaja, kesehatan mental berkaitan dengan perkembangan sosial dan emosional yang sehat di mana mereka belajar untuk mengalami, mengatur, dan mengekspresikan berbagai emosi. Kesehatan mental yang positif pada anak-anak dan remaja memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif, lebih bisa berinteraksi secara sosial, dan berani mencoba hal baru.
            Banyak faktor yang bisa merusak kesehatan mental seorang anak. Salah satunya, masa peralihan seorang anak menjadi remaja dihadapkan dengan berbagai tantangan yang berkaitan dengan pubertas, perubahan peran sosial dan lingkungan yang mengiringi proses pendewasan. Hal-hal tersebut bisa memicu masalah perilaku dan stres berkepanjangan. Seiring perkembangan zaman, pengaruh era digital membuat banyak remaja lebih senang bermain game di gadget atau main di jejaring sosial ketimbang aktif bergerak. Ini juga membuat remaja mudah tertekan dan rentan stres.
            Terlibat dalam aktivitas fisik telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan mental anak dan remaja. Berdasarkan sejumlah penelitian, aktivitas fisik bisa membantu melawan stres, kecemasan, dan depresi. Semakin rutin aktivitas fisik dilakukan, semakin kecil kemungkinan seseorang menderita masalah kesehatan mental tersebut. Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh memproduksi hormon-hormon tertentu yang membuat suasana hati lebih baik dan tubuh menjadi lebih rileks. Kualitas tidur juga akan semakin baik. Olahraga juga membantu meningkatkan performa akademik.
            Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology melaporkan bahwa partisipasi olahraga dan aktivitas fisik dalam porsi yang lebih tinggi terkait dengan tingkat depresi yang lebih rendah, serta persepsi diri yang lebih baik. Ini benar-benar bermanfaat bagi remaja perempuan. Remaja perempuan dianggap lebih rentan mengalami depresi daripada remaja laki-laki pada usia yang sama.
            Studi lain dari Trimbos Institute semakin menambah manfaat olahraga untuk kesehatan mental. Tim peneliti telah mengindentifikasi hubungan antara olahraga dan kesehatan mental pada 7.000 remaja yang berusia 11 hingga 16 tahun. Dalam akhir penelitian tersebut, dilaporkan bahwa remaja yang rajin berolahraga cenderung memancarkan citra diri yang positif dan memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang baik.
            Sejalan dengan itu, tim peneliti dari University of Dundee dan University of Strathclyde menemukan bahwa aktivitas fisik menawarkan manfaat dalam pencapaian di bidang ilmu pengetahuan. Penelitian ini melibatkan sekitar 5.000 anak-anak, ditemukan hubungan antara olahraga dan keberhasilan ujian dalam bahasa Inggris, matematika, dan sains. Ditemukan peningkatan kinerja akademik untuk setiap tambahan 17 menit berolahraga pada anak laki-laki dan 12 menit pada anak perempuan.
            Remaja harus terlibat dalam aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Ini bisa terdiri dari aktivitas fisik yang bervariasi dan tidak harus dilakukan sekaligus. Kuncinya adalah tetap aktif. Selain terlibat dalam kelas olahraga disekolah, jalan kaki, renang, jogging dan bersepeda di sekitar rumah juga bisa menjadi pilihan olahraga bagi anak-anak dan remaja yang bisa dilakukan bersama keluarga




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
            Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi.

B.     Saran
       Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut.








1 komentar:

makalah media pembelajaran

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang s...