Perkembangan motorik
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu
secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
Melalui keterampilan
motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti
anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan
menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. Melalui keterampilan motorik,
anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam
kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
Melalui perkembangan
motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia
prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih
menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk
dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau
menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
Definisi
Perkembangan Motorik
Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Perkembangan
motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik
anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen &
whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan
motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi
mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk
bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika
anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya
bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan
sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak
berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik
baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik
Perkembangan
motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik halus.
•
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga
dan sebagainya.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik.
· Perkembangan sistim Saraf.
Sistim
saraf sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim saraf lah yang
mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
· Kemampuan fisik yang memungkinkan
untuk bergerak.
Karna
perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik
seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak
yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang
memiliki kekurangan fisik.
· Keinginan anak yang memotifasinya
untuk bergerak.
Ketika
anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak
kepada motorik yang lebih luas lagi. Karna semakin dilatih kemampuan motorik
anak akan semakin meningkat.
· Linkungan yang mendukung.
Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang
anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa
menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot.
· Aspek psikologis anak.
kemampuan
motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
o Umur.
o Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenetal, tahun pertama kehidupan dan pada masa remaja.
o Jenis kelamin setelah melewati pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
o Genetik.
Genetik
adalah bawaan anak yaitu potensial anak yang akan menjadi ciri khasnya.
Kelainan genetik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
o Kelainan kromosom.
Pada
umumnya kelainan kromosom akan disertai dengan kegagalan pertumbuhan.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan Motorik.
Perkembangan
melibatkan perubahan. Perkembangan motorik ditandai dengan adanya perubahan
ukuran, perubahan proposi, hilangnya ciri lama, dan mendapatkan ciri baru.
· Hasil proses kematangan dan belajar.
Proses
kematangan yaitu warisan genetik individu. Sedangkan proses belajar yaitu
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha setiap indifidu..
Terdapat
perbedaan dalam perkembangan motorik setiap individu.
Walaupun
pola perkembangan sama, setiap anak akan mengikuti pola pola perkembangan yang
dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri-sendiri.
· Dapat diramalkan.
Pola
perkembangan fisik dapat diramalkan semasa kehidupan pra dan pasca lahir.
Perkenbangan motorik akan mengikuti hukum chepolocaudal yaitu perkembangan yang
menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki. Hukum yang kedua yaitu
proximodialis yaitu perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Pola
perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan.
Karateristik
dalam perkembangan anak juga dapat diramalkan, hal ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti mengikuti pola
perkembangan yang sama dari satu tahap ke tahap yang lainnya.
Setiap
tahap memiliki bahaya yang potensial.
Beberapa
hal yang menyebabkan antara lain dari lingkungan bahkan dari anak itu sendiri.
Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan
sosial anak.
Stimulasi
yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:
Dasar-dasar
keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
Keterampilan
berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
Gerakan-gerakan
permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
Baris-berbaris
secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Biologis
Secara
singkat, perekembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan
sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat
berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). (McLeod, 1989).
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti mekar terbuka atau membentang;
menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Selanjutnya, Dictionary of
pyscology di atas secara lebih jelas merinci pengertian perkembangan sebagai
berikut:
a. The progressive and continous change
in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang
perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
b. Growth, perkembangan itu berarti
pertumbuhan.
c. Change in the shape and integration of
bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk
dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang
fungsional.
d. Maturation or the appearance of
fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan
atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan
uraian-uraian di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah
rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju
dan sempurna.
Perkembangan
Fisik
Awal
dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport,
1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi,
struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas
kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self
concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup
aspek-aspek anatomis dan fisiologis
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan
anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur
tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan
tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembngan
fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan
fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan
pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaa
Perkembangan
Bahasa dan Perilaku Kognitif
Kemampuan
berbahasalah yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasanyalah manusia:
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan
menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan
dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian
(concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada
bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value
systems);
(2) rnentransformasikan dan mengolah
berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan
mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau
komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan
inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari,
mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan
cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis, estetis ekonomis, sosial,
politis, religius, dan kultural);
(4) mengkomunikasikan (menyimpan dan
menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi,
kehendak, dan rencana kepada orang lain.
Bahasa
termasuk dapat berbentuk lisan, atau tulisan dengan mempergunakan tanda
(coding), huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital), bunyi, sinar,
atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (words) atau kalimat (Sentences).
Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik
gestures) dan mimik serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya.
(1) Perkembangan Fungst-Fungsi Kognitif secara
Kuantitatif
Deskripsi
perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan
berdasarkan basil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes
inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakulcan secara longi. tudinal
terhadap sekelompok subjek dan sampai ke tingkatan usia tertentu (3-5 tahun
sampai usia 30-35 tahun, misalnya) secara test-retest yang alot ukurnya dtsusun
secara sekuensial (Standfond Revision Binet Test).
1. Perubahan dalam Ukuran
Perubahan
dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau ting maupun berat badan. Berat
badan yang semu1Lsei 3 ketika dilahirkan menjadi 8-9 kg pada umur 6 bulan.
Panjangnya bayi 50 cm ketika dilahirkan 60 cm pada umur 1 tahun diikuti oleh
organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran antara lain volume otak
yang membawa akibat terjadinya perubahan kemarnpuan.
Jumlah
suku kata yang dikuasai pada mulanya sedikit atau terbatas, semakin bertambah
umur semakin bertambah banyak, Se hingga pada umur kurang dan 1,5 tahun anak
sudah bisa mengucapkan rangkaian suku kata-suku kata menjadi perkataan-perkata
dengan objek tertentu. Kemampuan mengenal objek-objek di lingkungannya
bertambah sedikit demi sedikit. Semua perubahan tersebut menunjukkan adanya
peerbedaan kuantitatif yang bisa diukur.
2. Perubahan dalam Perbandingan
Dilihat
dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota
badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur
tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan
secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan antara
yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin
besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita
pada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni
banyak realita dan sedikit berkhayal.
Dalam
perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain
sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan
kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas
3. Berubah untuk Mengganti Hal-Hal yang
Lama
Pada
bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada daerah dada yang
sedikit demi sedikit mengalami atrophy (penyusutan) dan menghilang setelah
dewasa. Pada bayi juga terdapat rambut rambut bayi yang lama kelamaan akan hilang.
Bahasa
bayi yang semakin dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya
Kebiasaan untuk ini kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan
meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan jalan.
4. Berubah untuk Mempero1eh Hal-hal yang
Baru
Banyak
hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkt
perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyaj gigi, beberapa
waktunya kemudian gigi tersebut akan tumbuh. Dilihat dari segi mental, akan bertambah
perbendaharaan kata dan kekayaan bahasanya Nilai dan norma moral semakin
meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan
pendidik formal.
Pada
bagian mi akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan penistiwa perkembangan
manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu, dalam setiap
tahapan perkembangan tersebut me ngandung kecakapan dan tingkat-tingkat
pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan mengenai
tugas-tugasnya. Seusai me nguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun akan
kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap
individu manusia.
Proses
Perkembanan
Secara
umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam
perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup
,
seluruh proses perkembangan individu sampal menjadi ‘person (dirinya sendiri)
benlangsung dalam tiga tahapart.
1.
tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2.
tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia
bebas).
3.
tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang
khas (development or selflsood).
Proses Perkembanan
Secara umum, proses
dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam perkembangan
sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup
(lihat halarnan 10).
Proses bisa juga
berarti cara terjadinya perubahan dalam din siswa atau respons/reaksi yang
ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian seperti
mi menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkem bangan (developmental changes). Manusia, menurut Elizabeth B. Hurlock,
tak pemah statis atau mandek, karena perubahan-perubahan senantiasa teijadi
dalam dininya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis
maupuii yang bersifat psikologis.
J Secara global,
seluruh proses perkembangan individu sampal menjadi ‘person (dirinya sendiri)
benlangsung dalam tiga tahapart.
1. tahapan proses
konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2. tahapan proses
kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses
perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas
(development or selflsood).
B. Proses, Tugas, dan Hukum Perkembangan
Pada bagian mi akan
penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan peristiwa perkembangan manusia dalam
hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu, dalam setiap tahapan
perkembangan tersebut mengandung kecakapan dan tingkat-tingkat pencapaian
tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan mengenai tugas-tugasnya.
Seusai menguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun akan kemukakan pula
hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap individu manusia.
1. Proses Perkembangan
Secara umum, proses
dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam perkembangan
sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat
jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup
(lihat halarnan 10).
Proses bisa juga
berarti cara terjadinya perubahan dalam din siswa atau respons/reaksi yang
ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan dengan pengertian seperti
mi menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan (developmental changes). Manusia, menurut Elizabeth B. Hurlock,
tak pernah statis atau mandek, karena perubahan-perubahan senantiasa terjadi
dalam dininya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis
maupun yang bersifat psikologis.
Secara global, seluruh
proses perkembangan individu sampai menjadi person (dirinya sendiri)
berlangsung dalam tiga tahapan.
1. tahapan proses
konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2. tahapan proses
kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses
perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas
(development or selflsood).
Namun demikian, hanya
enam fase yang akan penyusun bahas dalam buku m dalam kaitannya dengan tugas
perkembangan yang erat hubungannya dengan proses belajar manusia. Pembatasan
bahasan mengenai fase perkembangan mi sesuai dengan rancangan isi buku mi
sebagaimana yang telah penyusun utarakan secara eksplisit dalam Bab
Pendahuluan. Oleb karena itu, bagi anda khususnya para mahasiswa fakultas
keguruan disarankan untuk mempelajari seluk-beluk perkembangan lebih luas dan
mendalam melalui penelaahan buku-buku khusus psikologi perkembangan.
2. Tugas dan Fase Perkembangan
Adalah hal yang pasti
bahwa setiap fase atau tahapan penkembangan kehidupan manusia senantiasa
berlangsung seining dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam hal mi
tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul
dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku
secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan melakukan sesuatu pada
fase perkembangan tertentu yang lazim tenjadi pada manusia normal. Di samping
itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas per tersebut adalah:
1) karena adanya kematangan fisik
tertentu pada fase perkembangan tertentu;
2) karena adanya dorongan cita-cita
psikologis manusia yang sedang benkembang itu sendini
3) karena adanya tuntutan kultural
masyarakat sekitar.
Dalam rangka
memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya manusia hams
belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan belajar
berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan
kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat
dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan tensebut seyogianya selalu dipenhitungkan secara cermat oleh para
orangtua dan guru sebagai sesuatu yang hams terjadi secara alamiah dan tepat
pada waktunya. Perhatian orangtua dan juga guru (khususnya untuk fase rnasa
sekolah) amat diperlukan.
Tugas-tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut.
1. Belajar memakan
makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan
seterusnya.
2. Belajar berbicara,
misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana
yang ada di sekelilingnya.
3. Belajar
mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dan tubuh nya, misalnya mulai
dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
4. Belajar membedakan
jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
5. Mencapai kematangan
untuk belajar membaca dalam anti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan
kata-kata tertulis.
6. Belajar mengadakan
hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan
orang-orang di sekelilingnya.
7. Belajar membedakan
antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan
salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
Adapun tugas-tugas
perkembangan pada ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal
sebagai berikut.
1. Belajar keterampilan
fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi,
mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
2. Membina sikap yang
sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang
berkembang, seperti kesadaran tentang harga din (self-esteem) dan kemampuan din
(self efficacy).
3. Belajar bergaul
dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di
masyarakatnya.
4. Belajar memainkan
peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita
(jika ia seorang wanita).
5. Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau
aritmetika).
6. Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari hari.
7. Mengembangkan kata
hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang
berlaku di masyarakatnya.
8. Mengembangkan sikap
objektif/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga
kemasyarakatan.
9. Belajar mencapai
kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang
independen (mandiri) dan bentanggung jawab.
3. Tugas perkembangan fase remaja
Masa remaja
(adolescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub- sub masa
perkembangan sebagai berikut: 1) subperkembangan prepuber selama kurang lebih
dua tahun sebelum masa puber; 2) subperkembangan puber selama dua setengah
sampai tiga setengah tahun; 3) subperkembangan post-puber, yakni saat
perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada
bagian-bagian organ tententu.,
Adapun tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Mulai bekerja
mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
2. Memilih teman atau
pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
3. Mulai memasuki
kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
4. Belajar hidup
bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya.
5. Mengelola tempat
tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6. Membesarkan
anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan
memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.
7. Menerima tanggung
jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang
berlaku masyarakatnya.
8. Menemukan kelompok
sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
Adapun tugas-tugas
perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung
jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak
yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang
menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengemhangkan
aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang
dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din
sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istni) sebagai seorang
pribadi yang utuh.
5. Menerima dan
menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada
masa setengah baya.
6. Mencapai dan
melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan diri
dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak)
orang-orang yang berusia lanjut.
Adapun tugas-tugas
perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencapai tanggung
jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak
yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang
menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan
aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang
dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din
sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang
pribadi yang utuh.
5. Menerima dan
menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada
masa setengah baya.
6. Mencapai dan
melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan din
dengan penikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak)
orang-orang yang berusia lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar