KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Segala puji
bagi Allah SWT., Tuhan yang selalu
melimpahkan rahmat taufiq dan hidayah. Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Yang
selalu memberikan petunjuk dan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang mau mendekatkan diri. Ia Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad saw., para keluarga, sahabat, pengikutnya dan siapa saja
yang mencintainya.
makalah ini
sangat penting untuk dikembangkan terutama untuk proses dalam pembelajaran dan
digunakan untuk panduan memudahkan belajar.
Selain itu,
ini merupakan salah satu bagian
penting dari upaya-upaya dalam melakukan peningkatan pengetahuan
tentang terorisme di indonesiai. Diharapkan juga bisa mempermudah pemahaman
tentang materi serta informasi. Oleh karena itu, dengan ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan secukupnya.
Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
pembelajaran. Semoga Allah SWT, senantiasa menunjukkan jalan yang lurus dan melimpahkan berkah serta
ridha-Nya. Amin…
Makassar, 21 september 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I.................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................................ 3
1.
latar belakang................................................................................................................. 3
2,
rumusan masalah .......................................................................................................... 3
BAB 2................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN................................................................................................................... 4
1. Pengrtian terorisme........................................................................................................ 4
2. apa yang membuat terorisme
disangkut pautkan dengan islam.............................. 4
3. faktor-faktor terjadinya terorisme............................................................................... 4
4. sudah sejauh mana tindakan
terorisme di Indonesia................................................ 7
5. terorisme dilingkungan pelajar..................................................................................... 8
6. usaha membasmi terorisme........................................................................................... 8
BAB 3................................................................................................................................... 8
PENUTUP............................................................................................................................. 8
Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Terorisme di
dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak
terjadinya peristiwa World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada
tanggal 11
September
2001, dikenal sebagai “September Kelabu”. Lalu baru-baru ini kita semua
dikagetkan dengan aksi pengeboman "LAGI" oleh sekelompok organisasi
yang belum kita ketahui.
Berbagai
usaha yang dilakukan bahkan setelah terjadi Bom Bali 1 pemerintahan RI
membentuk suatu ketentuan undang-undang yang dinamakan “Undang-undang Republik
Indonesia Nomor.15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
undang-undang nomor.1 Tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme
menjadi undang-undang”.
Terlebih
Pemerintahan RI membentuk suatu kesatuan khusus yang dinamakan Detasemen Khusus
88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia
untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini
dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom.
Beberapa anggota juga merupakan anggota tim Gegana.
Hingga pada
puncaknya pasukan khusus ini dapat menghentikan sepak terjang salah satu
gembong teroris yang paling diburu yakni Gembong teroris Noordin M Top yang
tewas dalam penggerebekan Densus 88 di Solo, Jawa Tengah, 17 September lalu,
ternyata semua itu bukan akhir dari pada sepak terjang para teroris yang ada di
Indonesia namun akan tetapi telah mengembangkan jaringan sel-sel baru
terorisme.
- RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan
judul masalah ini yaitu “TERORISME DI INDONESIA”, maka masalah yang akan
diidentifikasikan adalah:
1. Apa yang menjadi motif yang
melatar-belakangi keberadaan teroris tersebut ?
2. Sudah sejauh mana tindakan terorisme yang
telah dilakukan kelompok teroris?
BAB 2
PEMBAHASAN
- Pengertian
Terorisme
Terorisme
adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme
tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu
tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga
sipil.
Istilah
teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku
yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti
peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna
bahwa serangan-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan
tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris")
layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
- Apa Yang Membuat
Teroris Di Sangkut pautkan Dengan Islam
Islam dan
teroris merupakan dua kata yang berlawanan dan tidak bisa disamakan. Islam
merupakan agama monoteis yang menuntut kepatuhan total kepada Tuhan. Islam
adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang terdiri atas tiga konsonan, S-L-M,
yang berarti kedamaian (salam), kebaikan, dan keselamatan. Dengan kata lain,
Islam memberi seseorang kedamaian jiwa dan kebaikan hidup serta keselamatan
dari balasan Tuhan dalam kehidupan sesudah mati. Sedangkan terorisme, meski
memiliki banyak definisi, merupakan tindakan kekerasan terencana dan
bermotivasi politik yang dilakukan terhadap orang-orang tak bersenjata atau
penduduk sipil.
Dua istilah
ini (Islam dan terorisme) sangat jauh berbeda karena Islam sangat menghargai
nyawa manusia. Islam juga menganggap kehidupan sebagai semangat Tuhan yang
dianugerahkan kepada manusia. Dalam Alquran disebutkan bahwa siapa saja yang
menghilangkan nyawa seseorang, maka Allah menganggap dia telah menghilangkan
nyawa seluruh umat manusia (Surat 5 ayat 32). Tetapi, kita terhenyak ketika
terjadi tragedi 11 September di AS. Mengapa aksi teroris seperti itu terjadi
dan dilakukan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai muslim sejati dan memiliki
semangat besar untuk menyebarkan ajaran Islam.
Dengan kata
lain Islam tidak mengenal kata teroris, semua itu hanya sebuah rekayasa yang
bertujuan untuk mempecah belah agama Allah yakni agama Islam yang cinta akan
kedamaian, tidak mengenal kekerasan atau tindakan biadab seperti yang mereka
lakukan
- Faktor-faktor
Terjadinya Terorisme Di Indonesia
Menurut
sebagian besar aktifis yang tergabung dalam kelompok Tanzim al-Qaidah di Aceh,
faktor-faktor pendorong terbentuknya radikalisme dan terorisme di Indonesia
bukanlah semata-mata untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi
untuk kepentingan individu, maka semestinya hal tersebut apa yang dilakukannya
dan tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang lain.
Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme:
- Faktor ekonomi
Kita dapat
menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para
terorisme dalam menjalankan misi mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan
kehidupan sehari-hari yang membikin resah orang untuk melakukan apa saja.
Dengan seperti ini pemerintah harus bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi
masyarakatnya. Kemiskinan membuat orang gerah untuk berbuat yang tidak
selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam orang, bunuh diri, dan sebagainya.
- Faktor sosial
Orang-orang
yang mempunyai pikiran keras di mana di situ terdapat suatu kelompok garis
keras yang bersatu mendirikan Tanzim al-Qaidah Aceh. Dalam keseharian hidup
yang kita jalani terdapat pranata social yang membentuk pribadi kita menjadi
sama. Situasi ini sangat menentukan kepribadian seseorang dalam melakukan
setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem social yang dibentuk oleh kelompok
radikal atau garis keras membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama
dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau
radikal.
- Faktor Ideologi
Faktor ini
yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang diperbuatnya. Perbuatan yang
mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari awal dalam
perjanjiannya. Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang
tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini terorisme yang ada di
Indonesia dengan keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang mereka miliki.
- Sudah Sejauh Mana Tindakan Terorisme Di
Indonesia
Terorisme di
Indonesia merupakan terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh grup teror
Jemaah Islamiyah yang berhubungan dengan al-Qaeda. Sejak tahun 2002, beberapa
"target negara Barat" telah diserang. Korban yang jatuh adalah turis
Barat dan juga penduduk Indonesia. Terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000
dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan empat serangan besar
lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali 2002.
Berikut
adalah beberapa kejadian terorisme yang telah terjadi di Indonesia dan instansi
Indonesia di luar negeri:
- Tahun 1981
Garuda
Indonesia Penerbangan 206, 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda
Indonesia dari Palembang ke Medan pada Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla
berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan
terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan,
pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang.
Mereka bersenjata senapan mesin dan granat, dan mengaku sebagai anggota Komando
Jihad. 1 kru pesawat tewas, 1 tentara komando tewas, 3 teroris tewas.
- Tahun 1985
Bom Candi
Borobudur 1985, 21 Januari 1985. Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa
terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia.
- Tahun 2000
Bom Kedubes
Filipina, 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan
rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang
lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
Bom Kedubes
Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia
di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bursa
Efek Jakarta, 13 September 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung
Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak
berat, 57 rusak ringan.
Bom malam
Natal, 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa
kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta
mengakibatkan 37 mobil rusak.
- Tahun 2001
Bom Gereja Santa
Anna dan HKBP, 22 Juli 2001. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang
tewas.
Bom Plaza
Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001. Bom meledak di kawasan Plaza Atrium,
Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Bom restoran
KFC, Makassar, 12 Oktober 2001. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit,
dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang
dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
Bom sekolah
Australia, Jakarta, 6 November 2001. Bom rakitan meledak di halaman Australian
International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
- Tahun 2002
Bom Tahun
Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam
Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu,
Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban
jiwa.
Bom Bali, 12
Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga
negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di
Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina,
tidak ada korban jiwa.
Bom restoran
McDonald's, Makassar, 5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat
baja meledak di restoran McDonald's Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
- Tahun 2003
Bom Kompleks
Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003, Bom rakitan meledak di lobi Wisma
Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bandara
Soekarno-Hatta, Jakarta, 27 April 2003. Bom meledak dii area publik di terminal
2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang
luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Bom JW
Marriott, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott.
Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
- Tahun 2004
Bom Palopo,
10 Januari 2004. Menewaskan empat orang.
Bom Kedubes
Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar
Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga
mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89,
Menara Grasia, dan Gedung BNI.
Ledakan bom
di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
- Tahun 2005
Dua Bom
meledak di Ambon pada 21 Maret 2005
Bom Tentena,
28 Mei 2005. 22 orang tewas.
Bom Pamulang,
Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus
Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang
Barat. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 1
Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan
102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan
Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
Bom Pasar
Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah
yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.
- Tahun 2009
Bom Jakarta,
17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan
Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50
WIB.
- Tahun 2010
Penembakan
warga sipil di Aceh Januari 2010
Perampokan
bank CIMB Niaga September 2010
- Tahun 2011
Bom Cirebon,
15 April 2011. Ledakan bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon saat Salat
Jumat yang menewaskan pelaku dan melukai 25 orang lainnya.
Bom Gading
Serpong, 22 April 2011. Rencana bom yang menargetkan Gereja Christ Cathedral
Serpong, Tangerang Selatan, Banten dan diletakkan di jalur pipa gas, namun
berhasil digagalkan pihak Kepolisian RI
Bom Solo, 25
September 2011. Ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah usai
kebaktian dan jemaat keluar dari gereja. Satu orang pelaku bom bunuh diri tewas
dan 28 lainnya terluka.
- Terorisme Di
Lingkungan Pelajar (Mahasiswa)
Di era
globalisasi seperti sekarang, terorisme bukan hanya di lakukan dalam bentuk
pengeboman ataupun pembajakan alat transportasi massal. Melainkan dengan cara
DOKTRINASI, dimana sarsarannya sebagian besar berasal dari kalangan pelajar
terutama mahasiswa yang secara psikologis masih bisa di goyahkan pendiriannya
seperti yang di lakukan oleh organisasi NII (Negara Islam Indonesia).
Negara Islam
Indonesia (NII) atau dikenal dengan nama Darul Islam (Rumah Islam). NII adalah
pergerakan politik yang berdiri pada tanggal 7 agustus 1949 (12 Syawal 1368H)
di Desa Cisampah, Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat. Pendirinya adalah
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Tujuan NII
adalah menjadikan Indonesia yang saat itu baru saja merdeka sebagai Negara
Islam. Dalam proklamasi NII ‘hukum islam’ adalah hukum yang berlaku. Dalam
undang-undang NII dinyatakan dengan tegas “Negara berdasarkan Islam”.
Perkembangan Darul Islam menyebar ke berbagai wilayah terutama Jabar menuju ke
arah perbatasan. Termasuk juga menyebar ke Sulawesi dan Aceh. Setelah pendiri
ditangkap oleh TNI dan di eksekusi pada tahun 1962, gerakan ini terpecah. Tapi
tetap bergerak secara diam-diam dan oleh pemerintah dianggap sebagai organisasi
ilegal. Sekarang gerakan NII ini makin merajalela dan mengancam saudara-saudara
kita. Sasaran utama mereka adalah remaja dan mahasiswa. Maka berhati-hatilah,
lindungi anak-anak kita, saudara, teman, tetangga kita dari aliran yang
berbahaya ini.
Oleh karena
itu, satu-satunya cara adalah bersaing dengan para penyebar virus-virus yang
menyesatkan tersebut. Dalam hal ini pendidikan keluarga dan peran orangtua
cukup penting. Sesibuk apapun orangtua, jangan sampai lupakan keluarga, karena
keluarga berperan penting untuk menangkal terorisme dan radikalisme ditingkatan
remaja. Para orangtua harus melakukan dialog, komunikasi efektif, dan diskusi
tentang bahaya laten terorisme dan radikalisme.
Selain
lingkungan keluarga, yang berperan penting untuk menangkal paham radikalisme
dan terorisme adalah lingkungan masyarakat sekitar, seperti memberdayakan
lembaga RT/RW. Dengan ini, maka potensi remaja bisa tersalurkan, dan generasi
muda tidak terjebak pada paham
- Usaha Pemerintah
Dalam Membasmi Teroris
Berikut adalah arah kebijakan yang
ditempuh oleh Pemerintah dalam rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan
terorisme pada tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut:
- Penguatan koordinasi dan kerja sama di antara
lembaga Pemerintah;
- Peningkatan kapasitas lembaga pemerintah dalam
pencegahan dan penanggulangan teroris, terutama satuan kewilayahan;
- Pemantapan operasional penanggulangan terorisme dan
penguatan upaya deteksi secara dini potensi aksi terorisme;
- Penguatan peran aktif masyarakat dan pengintensifan
dialog dengan kelompok masyarakat yang radikal,
- Peningkatan pengamanan terhadap area publik dan
daerah strategis yang menjadi target kegiatan terorisme;
- Sosialisasi dan upaya perlindungan masyarakat
terhadap aksi terorisme;
- Pemantapan deradikalisasi melalui upaya-upaya
pembinaan (soft approach) untuk mencegah rekrutmen kelompok teroris serta
merehabilitasi pelaku terror yang telah tertangkap.
BAB 3
PENUTUP
- KESIMPULAN
· Kami rasa aksi ini bukan yang terakhir
kalinya, kami barusan tersadar, aksi pengeboman ini selau dilakukan dengan
jeda-jeda yang cukup untuk membuat kita lengah, lupa dengan adanya terorisme di
sini, kita tidak tahu apakah pelakunya selalu sama, tetapi setidaknya, kita
bisa menduga, bahwa mereka selalu jeli dalam mengambil jeda waktu yang tepat.
· Ruang lingkup terorisme jaman sekarang
sudah lebih luas dan mengarah kepada golongan masyarakat yang memiliki pondasi
pemikiran yang lemah dan mudah digoyahkan seperti pelajar dan mahasiswa.
· Pada hakekatnya mereka (teroris) punya
keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Mereka mengatas-namakan
agama sebagai kedok kejahatan mereka. Padahal jika kita cermati, hal
demikianlah yang bisa mengadu domba satu agama dengan agama yang lain, yang
tentunya juga akan merusak citra ISLAM yang indah dan damai. Tentu hal demikian
bukan hanya menjadi musuh bangsa, tetapi menjadi musuh kita semua sebagai kaum
muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar