TUGAS MAKALAH INTERAKSI BELAJAR
MENGAJAR
“RUANG LINGKUP PENGEMBANGAN SUBJEK
MELALUI PEMBELAJARAN
SISTEMATIS”
OLEH :
HIJRAH
1531041014
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
tugas kelompok “Interaksi Belajar
Mengajar” dapat kami selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan. Makalah ini
kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai “ruang lingkup pengembangan subjek melalui
pembelajaran sistematis” serta sebagai bahan penilaian dalam menguji
pemahan belajar kami..
Kami
menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk
itu kami mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas
partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu
‘alaikum wr,wb.
Makassar,
01 April 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................
i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................................
1
A
Latar Belakang.................................................................................................................
1
B
Rumusan Masalah............................................................................................................
2
C
Manfaat............................................................................................................................
2
D
Tujuan..............................................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN.....................................................................................................
3
A
Pengertian Sistematis Dan Pembelajaran Sistematis........................................................
3
B
Komponen-Komponen Pembelajaran
Sistematis.............................................................
4
C
Manfaat Dan Fungsi Pembelajaran
Sistematis.................................................................
7
D
Pelaksanaan Pembelajaran Sistematis..............................................................................
10
E
Kriteria Dan Variabel-Variabel Yang
Dapat Mempengaruhi Sistem
Pembelajaran
Sistematis...................................................................................................
13
F
Pengaruh Pembelajaran Sistematis
Terhadap Pengembangan Subjek.............................
18
BAB
III PENUTUP..............................................................................................................
20
A
Kesimpulan......................................................................................................................
20
B
Saran................................................................................................................................
20
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peseta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan deksekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu
terutama dimaksudkan agar proses belajar mengajar jadi efektif dan efesien. Mewujudkan
tujuan pendidikan nasional melalui proses yang disebut pembelajaran, tanpa
pembelajaran tujuan pendidikan mustahil tercapai, karena tanpa proses hasil
tidak mungkin dicapai. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
rumusan rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang
telah
ditentukan,
sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Pembelajaran
merupakan proses transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam dunia pendidikan
yaitu; guru/pendidik, peserta didik, materi, tujuan dan alat. Dalam
pembelajaran yang didesain atau direncanakan haruslah efektif dan efisien
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik oleh peserta
didik sehingga tujuan nasional pendidik
mampu dicapai dengan baik.
Sistem
yang berintegrasi dengan baik akan mampu mencapai tujuan dengan maksimal, untuk
memahami desain pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam hal ini adalah
tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran agar dalam proses pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan disusun secara
sistemik atau testruktur untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud pembelajaran sistematis ?
b. Apa
komponen-komonen pembelajaran sistematis ?
c. Bagaimana
fungsi pembelajaran sistematis ?
d. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran sistematis ?
e. Bagaimana
kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran
sistematis ?
f. Bagaimana
pengaruh pembelajaran sistematis terhadap pengembangan subjek ?
C. Tujuan
a. Mengetahui
apa yang dimaksud pembelajaran sistematis.
b. Mengetahui
apa komponen-komonen pembelajaran sistematis.
c. Mengetahui
bagaimana fungsi pembelajaran sistematis.
d. Mengetahui
bagaimana pelaksanaan pemeblajaran sistematis.
e. Mengetahui
kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran
sistematis.
f. Mengetahui
bagaimana pengaruh pembelajaran sistematis terhadap pengembangan subjek.
D. Manfaat
Mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang ruang
lingkup pengembangan subjek melalui pembelajaran sistematis, sehingga
pembelajaran yang telah dilaksanakan bisa mencapai hasil standar penilain.
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian
Pembelajaran Sistematis
Sistematis
adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan
yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
obyeknya.
Pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi,
pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi
berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu
tercapainya tujuan kurikulum.
Pembelajaran
yang dilaksanakan seorang pendidik, pada dasarnya adalah sebuah sistem, karena
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan, yaitu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan
yang melibatkan berbagai berbagai komponen. Hal ini perlu dipahami, karena
melalui pemahaman terhadap sistem pembelajaran, minimal guru akan memahami
tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen dalam proses
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui
keberhasilan pencapaian tersebut.
Pemahaman
terhadap sistem juga bermanfaat untuk membantu dalam proses perencanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru. Guru dapat merencanakan
suatu proses pembelajaran secara sistemik dengan memanfaatkan segala fasilitas
yang ada, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sistemik adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru
sesuai dengan perencanaan yang dibuat secara sistemik atau terstruktur guna
mencapai hasil atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
B Komponen
Komponen Pembelajaran
1. Siswa
Siswa
merupakan komponen pembelajaran yang terpenting, karena komponen siswa sebagai
pelaku belajar dalam proses pembelajaran. Aspek penting dari komponen siswa
yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah karakteristiknya. Siswa
adalah individu yang unik dan memiliki sifat individu yang berbeda antara siswa
satu dengan yang lain. Dalam satu kelas tidak ada siswa yang memiliki
karakteristik sama persis, baik kecerdasan, emosi, kebiasaan belajar, kecepatan
belajar, dan sebagainya.
2. sarana
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran bagi para siswanya. Guru
Guru
merupakan komponen pembelajaran yang berperan sebagai pelaksana dan penggerak
kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dan berhasil
dengan sukses, maka guru harus merancang pembelajaran secara baik, dalam arti
dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, karakteristik
siswa, guru merumuskan tujuan, menetapkan materi, memilih metode dan media, dan
evaluasi pembelajaan yang tepat dalam rancangan pembelajarannya.
3. Materi
Pelajaran
Materi
pelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan
kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang
berbentuk fakta, konsep, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam
proses pembelajaran. Skop dan sekuen materi pelajaran telah tersusun secara
sistematis dalam struktur organisasi kurikulum sekolah. Karena sifat materi
kurikulum yang berbentuk garis besar program pembelajaran (GBPP), maka dalam
pelaksanaan pembelajaran, materi pelajaran harus dikembangkan terlebih dahulu
dengan cara melengkapinya dengan bahan pembelajaran yang utuh. Selain itu,
setiap pembelajaran akan dilaksanakan, hendaknya guru memahami karakteristik
isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar tidak salah dalam memilih
strategi pembelajarannya, interaksi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan
bahan pembelajaran dan media pembelajaran, serta alat evaluasinya
4. Metode
Pembelajaran
Metode
pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.
Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru, baik metode ceramah,
tanya-jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, pemberian tugas,inkuiry, problem
solving, kerja kelompok, karyawisata, resitasi dsb. Metode pembelajaran
berperan sebagai cara dan prosedur dari kegiatan pembelajaran. Setiap metode
mengajar selalu memberikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok, yaitu kelompok metode yang bersifat monologis, dialogis dan kreatif.
Kelompok pertama adalah metode-metode yang bersifat monologis, yaitu
metode-metode pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas guru dalam
pembelajaran atau metode satu arah (one way communication), dan guru pemegang
peranan utama, sedangkan siswa bersifat pasif (mendengar dan memperhatikan).
Kelompok kedua adalah metode- metode yang bersifat dialogis, yaitu metode-metode
pembelajaran yang menekankan komunikasi/interaksi dua arah (two way
communication), di mana aktivitas guru dan siswa seimbang (sama-sama aktif).
Sedang kelompok ketiga adalah metode-metode yang bersifat kreatif, yaitu
metode-metode pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas siswa. Metode-metode
kelompok ketiga ini dimaksudkan agar sifat kreatif siswa terbentuk, sementara
guru berperan sebagai fasilitator dan organisator pembelajaran.
5. Media
Pembelajaran
Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan aktivitas komunikasi antara guru dengan siswa,
meskipun tidak semua pembelajaran melalui komunikasi/interaksi dengan guru
(lihat pola-pola pembelajaran). Dari pola-pola pembelajaran dapat diketahui
bahwa pada dasarnya ada dua bentuk pembelajaran yang sering dilakukan, yaitu
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran sistem jarak jauh atau pembelajaran
dengan media/bahan pembelajaran. Dalam aktivitas pembelajaran tatap muka,
kehadiran guru merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan, karena guru
merupakan komponen penting dalam aktivitas pembelajaran.
C Manfaat
Dan Fungsi Pembelajaran Sistematis
a. Manfaat
1) Dengan
perencanaan yang matang dan akurat, akan dapat diprediksi seberapa besar
keberhasilan yang akan dicapai. Oleh kasrena itu akan terhindar dari keberhasilan yang
sifatnya untung-untungan sebab segala kemungkinan kegagalan sudah dapat
diantisipasi oleh guru. Dalam perencanaan, guru harus paham tujuan apa yang
akan dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat digunakan.
2) Sebagai
alat untuk memecahkan masalah. Dengan perencanaan yang matang, maka segala
kemungkinan dan masalah yang akan timbul dapat diantisipasi sehingga dapat
diprediksi pula jalan penyelesaiannya.
3) Untuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Dengasn perencanaan yang
tepat, maka guru dapat menentukan sumber-sumber belajar yang dianggap tepat
untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran sebab saat ini banyak sekali sumber
belajar yang ditawarkan baik melalui media cetak maupun elektronik.
4) Perencanaan
akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. Dengan perencanaan
yang baik, maka pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, tetapi akan
terarah dan terorganisir dan guru dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Fungsi
1) Fungsi
kreatif
Pembelajaran dengan
menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik yang
dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
2) Fungsi
Inovatif
Suatu inovasi pasti
akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita
memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan
diprogram secara utuh.
3) Fungsi
selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat
diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk
dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4) Fungsi
Komunikatif
Suatu perencanaan yang
memadai harus dapat menjelaskan kepadasetiap orang yang terlibat, baik guru,
siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal
seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5) Fungsi
prediktif
Perencanaan yang
disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi
setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun.
Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan
yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6) Fungsi
akurasi
Melalui proses perencanaan
yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
7) Fungsi
pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah
sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh yang tidak
hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan
ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat
dilakukan secara seimbang.
8) Fungsi
control
Mengontrol keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses
pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi
pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran
selanjutnya.
D Pelaksanaan
Pembalajaran Sistematis
Pelaksanaan pembelajaran
sistematis
|
Perencanaan
(guru)
|
Perencanaan
(siswa)
|
Pelaksanaan
|
Pelaksanaan
|
Evaluasi
|
Evalusai
|
Refleksi
|
Hasil
|
*apabila hasil evaluasi siswa tidak memenuhi standar maka,
perlu perubahan pada perencanaan.
1. Perencanaan
pengajaran
Perencanaan
pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar di
dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang
khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Rencana
pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang dilakukan
oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan di
kelas atau di luar kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu dilakukan
agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran yang
berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi
dasar, materi standar, indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas
(PBK). Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi
dasar. Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur
ketercapaian kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentkan
kompetensi serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi
standar belum tercapai.
Perencanaan
pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran
tercapai misal :
·
Persiapan sebelum mengajar
·
Situasi ruangan dan letak sekolah dari
jangkauan kendaraan umum
·
Tingkat intelegensi siswa
·
Materi pelajaran yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan
pembelajaran
Pelaksanaan
adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah
disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan
setelah
perencanaan sudah dianggap siap.
3. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau
mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Atau dengan kata lain merupakan sebuah
kegiatan mereka ulang untuk mengetahui hal-hal penting baik yang berupa
kelebihan maupun kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan harapan agar dapat melakukan yang terbaik pada saat kegiatan
pembelajaran. bagi seorang tenaga pendidik yang memiliki wewenang untuk
memotori kegiatan pembelajaran maka evaluasi pembelajaran ini sangat penting
untuk mereka perhatikan.
Evaluasi pembelajaran ini memiliki berbagai
fungsi utama diantaranya
·
Evaluasi
pembelajaran sangat baik digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada saat pembelajaran yang telah berlangsung. Dengan mengetahui
kekurangan pembelajaran yang terdahulu maka seorang tenaga pendidik akan dapat
melakukan perbaikan pada pembelajaran yang selanjutnya.
·
Lalu
selain kekurangan tenaga pendidik juga akan menemukan kelebihan yang dengannya
dapat diupayakan untuk dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajaran yang
selanjutnya.
·
Sebagai
dasar perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan datang. Seorang tenaga
pendidik dapat menjadikan hasil evaluasi pembelajaran tersebut sebagai dasar
penentuan target yang hendak dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan
nantinya.
4. Refleksi
pebelajaran
Refleksi
adalah aktivitas pembelajaran berupa penilaian atau umpan balik peserta didik
terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu. Refleksi juga dapat diartikan sebagai aktivitas peserta
didik yang berisi ungkapan perasaaan, pesan dan kesan atas pembelajaran yang
telah diikuti. Dalam melakukan kegiatan refleksi, peserta didik tidak boleh di
bawah tekanan atau intimidasi guru. Peserta didik harus dipastikan benar‐benar jujur dan terbuka
agar seluruh beban‐beban
pikiran yang mengganggunya dapat tersalurkan
dengan
baik dan aman.
Kegiatan refleksi dalam pembelajaran memiliki
tujuan‐tujuan
penting, yaitu:
·
Untuk mengetahui sejauh mana minat
peserta didik mengikuti pembelajaran
·
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
strategi, model, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran yang diterapkan
oleh guru
·
Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
peserta didik secara terperinci sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang
lebih baik di pertemuan berikutnya
·
Untuk mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan guru dalam penyajian materi dan penguasaan kelas
Manfaat refleksi dalam proses
pembelajaran dibedakan menjadi:
·
Bagi peserta didik, kegiatan refleksi
bermanfaat sebagai ruang ekpresi positif terhadap guru dan proses pembelajaran yang
dialami.
·
Bagi guru, kegiatan refleksi bermanfaat
sebagai ajang pengamatan tindakan kelas dalam rangka memetakan karakter dan
daya saing peserta didik sehingga memudahkan dalam membagi kelompok, menetapkan
bobot materi, menyelenggaran pengajaran dan melakukan evaluasi.
E Kriteria
Dan Variabel-Variabel Yang Dapat Mempengaruhi Sistem Pembelajaran Sistematis
1. Hasil
belajar sebagai kriteria keberhasilan sistem pembelajaran
Pembelajaran
merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari
dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.
Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil
yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan
kriterianya, akan tapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran
sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain
keberhasilan pembelajaran yang hanya melihat sisi hasil sama halnya dengan
mengerdilkan makna pembelajaran itu sendiri.
2. Variabel
yang berpengaruh terhadap keberhasilan system pembelajaran
·
Faktor Guru
Keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru
merupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan guru merupakan orang
yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Dalam sistem pembelajaran guru
bisa berperan sebagai perencana atau desainer pembelajaran, sebagai
implementator dan atau mungkin sebagai keduanya. Sebagai perencana guru
dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik
siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya dijadikan
komponen-komponen dalam menyusun rencana dan desain pembelajaran. Sedangkan
dalam melaksanakan perannya sebagai implementator rencana dan desain
pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa
yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of
learning). Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat
ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.
Adapun menurut
Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas guru, yaitu:
a)
Teacher formative experience
Meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
b)
Teacher training experience
Meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan
dengan aktifitas dan latar pendidikan guru.
c)
Teacher properties
Segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru.
·
Faktor siswa
Siswa adalah
organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya.
Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi
tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu
sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak
sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Seperti
halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran dilihat
dari aspek siswa meliputi:
a) Aspek latar
belakang siswa.
Yang menurut
Dunkin disebut pupil formative experience, meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal
siswa, tingkat social ekonomi siswa dan lain sebagainya.
b) Faktor sifat
yang dimiliki siswa (pupil properties).
Meliputi kemampuan
dasar, pengetahuan dan sikap.
c) Sikap dan
penampilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Adakalanya
ditemukan siswa yang sangat aktif (hyperkinetic) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan
siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu akan
memengaruhi proses pembelajaran didalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor siswa
dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
·
Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah
segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses
pembelajaran, misalnya:
a) Media
pembelajaran,
b) Alat-alat
pelajaran,
c) Perlengkapan
sekolah dan lain sebagainya.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang tidak langsung
dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya:
a) Jalan menuju
sekolah,
b) Penerangan
sekolah,
c) Kamar kecil dan
lain sebagainya.
Adapun beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana.
a) Kelengkapan
sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar.
b) Kelengkapan
sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk
belajar.
·
Faktor lingkungan
Dilihat dari
dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran
yaitu:
a) Faktor
organisasi kelas
Didalamnya
meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat
memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi yang terlalu besar akan kurang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b) Faktor iklim
sosial-psikologis
Keharmonisan
hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini
dapat terjadi secara internal dan eksternal.
Iklim sosial-psikologis secara internal adalah
hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Misalnya: iklim
sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran akan mendapat dukungan dari
pihak lain. sosial antara siswa dengan siswa; antara siswa dengan guru; antara
guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Sekolah yang
memiliki hubungan yang baik secara intetnal akan berdampak pada motivasi
belajar siswa.
Iklim sosial-psikologis secara eksternal adalah
keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar. Misalnya:
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya. Iklim ini akan menambah
kelancaran progam-progam sekolah sehingga upaya-upaya
F
Pengaruh Pembelajaran Sistematis
Terhadap Pengembangan Subjek
Ditinjau dari segi
standar pencapaan hasil, apabila menurun, maka dikatakan bahwa pembelajaran
sistematis tidak memiliki pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa. Namun
apabila meningkat, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran sistematis memiliki
pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Penilaian berbasis
kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian
berbasis kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru
untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan
belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan
daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian berbasis kelas
dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat
dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar
kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu
yang khusus. Penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran.
Proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru untuk menetapkan
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan
(standar kompetensi, komptensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar).
Penilaian ini merupakan prinsip, sasaran yang akurat dan konsisten tentang
kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang jelas mengenai
perkembangan dan kemajuan siswa. maksudnya adalah hasil Penilaian dapat
menggambarkan kompetensi, keterampilan dan kemajuan siswa selama di kelas.
Jika penilaian ini dilaksanakan
dengan baik, maka hasilnya akan bermanfaat bagi semua pihak, terutama siswa,
guru, dan masyarakat. Bagi siswa sangat bermanfaat sebagai umpan balik (feed back) untuk
mengetahui kelebihan dan kekuranganya, sehingga timbul motivasi untuk memperbaiki
hasil belajarnya. Hasilnya juga bermanfaat bagi siswa untuk memantau kemajuan
dan mendiagnosis hasil belajar sehingga memungkinkan dilakukanya pengayaan
remedial. disamping itu, memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah
ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Bagi guru
hasilnya bermanfaat untuk memberikan masukan dalam rangka perbaikan program
pembelajaran dikelas. Bagi masyarakat, hasilnya bermanfaat dalam rangka
memberikan informasi yang lebih komunikatif tentang efektifitas pembelajaran,
sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya terhadap pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
sistematis adalah peroses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru
sesuai dengan perencanaan yang dibuat secara sesuai atau terstruktur guna
mencapai hasil atau tujuan pemebelajaran yang telah ditentukan.
Apabila
hasil evaluasi tidak memenuhi standar penilaian maka perlu dilakuakn perubahan
pada perencanaan pengajaran .karena ketika salah satu komponen dalam sistem
mengalami gangguan bahkan tidak ada dalam sistem, maka pembelajaran tidak akan
mampu mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Ketika
pendidik menggunakan pendekatan sistem dalam pembelajaran, maka di dalam
pembelajaran pendidik akan mengetahui komponen-komponen yang berada pada sistem
pembelajaran merupakan sistem kecil (sub.sistem) arti kata, pendidik tidak
boleh mengabaikan, menyepelekan, apa lagi menganggap tidak penting, karena
sistem tidak akan bergerak untuk mencapai tujuan, jika salah satu komponen
tidak berfungsi apa lagi hilang.
B. Saran
Pendidik baik di pendidikan Paud, Dasar, Menengah, dan Atas terlebih kepada
tenaga pendidik di Perguruan Tinggi ,
terapkanlah pembelajaran yang merupakan sistem, dimana anak, siswa, dan
mahasiswa menjadi tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik
Oemar, 2015. Proses Belajar Mengajar . Jakarta:
Pt Bumi Aksara
Kunandar.
2007. Guru Professional Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Sukses Dalam Sertikifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Kembong
daeng dkk. 2010. Pembelajaran
keterampilan menyimak. Makassar: Unm
Sanjaya Wina, 2008. Perencanaan Dan Desain System
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
, 2008. Kurimkulum Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Tirtarahardja umar dan sulo la. 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta:
Rajagrafindo
Borgata Hotel Casino & Spa - JTR Hub
BalasHapusLocated 출장안마 in Atlantic City, Borgata Hotel Casino & Spa offers the finest in amenities and entertainment. https://access777.com/ It titanium ring also jancasino.com provides a seasonal outdoor swimming poormansguidetocasinogambling.com