BELAJAR
MOTORIK (TEORI, PRINSIP, DAN ASPEK
BELAJAR GERAK)
oleh :
HIJRAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas
kelompok “MAKALAH BELAJAR MOTORIK” dapat kami selesaikan sesuai waktu yang
ditargetkan.
Makalah ini kami susun untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai teori,prinsip dan aspek dalam belajar gerak,
serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar kami.
kami menyadari dalam makalah ini terdapat
kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu kami mohon kritik demi kesempuranaan
makalah selanjutnya. Atas partisipasinya maki ucapkan terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.
Makassar, 29 november 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar-------------------------------------------------------------------------------------------------------- i
Daftar isi---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I :
Pendahuluan-------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
1.
Latar
belakang----------------------------------------------------------------------------------------------- 1
2.
Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
3.
Rumusan
masalah------------------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB II :
pembahasan------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
A.
Teori
belajar gerak------------------------------------------------------------------------------------------ 2
B.
Prinsip
belajar gerak--------------------------------------------------------------------------------------- 3
C.
Aspek
belajar gerak----------------------------------------------------------------------------------------- 5
BAB III :
Penutup------------------------------------------------------------------------------------------------------ 8
A.
Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------------------- 8
DAFTAR
PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------------------------- 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu hal yang paling menyedihkan dari
semua situasi dalam pembelajaran adalah ketika para guru mengajar tetapi
anak-anak tidak belajar. Hal ini terjadi karena guru tidak memahami bagaimana
siswa belajar. Membuat anak belajar, terlebih mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan bukan hal yang mudah dalam situasi pembelajaran. Terutama apabila
guru tidak memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi kondisi
tertentu, sehingga anak dapat belajar. Bagaimana anak belajar? Apa yang
dipelajari anak? Hasil apa yang dicapai? Semua itu merupakan pertanyaan yang
harus mampu dijawab oleh seorang guru. Pembelajaran keterampilan gerak
merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,
yang kepadanya dibebankan tanggung jawab untuk mencapai pembelajaran agar anak
memiliki keterampilan gerak yang memadai. Keterampilan gerak merupakan
kemampuan yang seharnsnya dimiliki oleh siswa sebagai bekal dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Apabila seorang anak mempunyai keterampilan gerak yang
baik, makadia mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat menguasai kecakapan
hidup yang dibutuhkan. Persoalan yang muncul adalah bagaimana guru pendidikan
jasmani dapat menciptakan, mendorong dan mengelola situasi pembelajaran dengan
segenap kemampummya agar anak dapat belajar dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Untuk dapat mencapai tujuan pencapaian keterampilan gerak yang baik
melalui pembelajaran pendidikan jasmani bukan merupakan upaya yang mudah. Hal
ini disebabkan oleh pandangan sebagian orang terhadap pendidikan jasmani yang
menurutnya hanya mendatangkan kelelahan saja. Kemudian diperparah lagi dengan
alokasi waktu yang diberikan oleh kurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan
yang disyaratkan. Keadaan ini terjadi hampir di semua jenjang pendidikan mulai
SD sampai SMA, yang mengakibatkan rendahnya tingkat keterampilan gerak siswa di
sekolah. Untuk itu tulisan ini memberikan gambaran mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pencapaian pembelajaran keterampilan gerak melalui pendidikan
jasmani di sekolah.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah teori belajar gerak?
2. Apa saja
prinsip-prinsip belajar gerak?
3. Bagaimana aspek dalam belajar gerak?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui teori belajar gerak
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar gerak
3. Untuk mengetahui aspek dalam belajar gerak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI BELAJAR MOTORIK
Pada dasarnya belajar gerak (motor
learning) merupakan suatu proses
belajar yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan
efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak
merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah
kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, perubahan keterampilan gerak dalam belajar
gerak merupakan indikasi terjadinya
proses belajar gerak yang dilakukan oleh seseorang. Dengan demikian, keterampilan gerak yang
diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh
faktor kematangan gerak melainkan juga
oleh faktor proses belajar gerak.
1. Definisi Belajar Menurut BeberapaAhli
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan
terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya
(1981:32), definisi belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang.
B.
PRINSIP PERKEMBANGAN MOTORIK
Prinsip utama perkembangan motorik anak usia
dini adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar maupun motorik
halus. Ada beberapa prinsip utama
perkembangan motorik menurut Malina & Bouchard (1991), yaitu :
1. Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik
sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada
waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada dipusat susunan belum berkembang
dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan
motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai
kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar
mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berari, melompat dan
berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang
mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari- jari tangan untuk
menyusun puzzle, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau
tanah liat.
2. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki
kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu kemampuan untuk
mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti berlari sambil
melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
1) Ururtan pertama, disebut pembedaan yang
mencangkup perkembangan secara perlahandari gerakan motorik kasar yang belum
terarah ke gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerakan motorik.
2) Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu
kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik yang saling berlawanan dalam
koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan berhenti, melempar dan
menangkap, maju dan mundur.
3.
Motivasi
Teori hedonisme yaitu motivasi yang
berhubungan dengan senang atau gembira. Selain itu ada juga teori naluri yaitu
motivasi didalam diri manusia. Motivasi itu bersifat alami,dan motivasi inilah
yang mendorong seseorang untuk berprilaku beraktifitas untuk mencapai
tujuannya. Semakin kuat motivasi sseorang, maka semakin cepat dalam memperoleh
tujuan dan kepuasan.
Begitu juga dengan anak, kematangan motorik
memotifasi anak untuk melakukan
aktivutas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari :
1) Aktivitas
fisik yang meningkat dengan tajam.
2) Anak-anak seakan - akan tidak mau berhenti
melakukan aktivitas fisik menggunakan otot- otot kasar atau halus.
Motivasi yang datang dari dalam diri anak
perlu didukung dengan morivasi yang datang dari luar. Misalnya dengan memberi
kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta
menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.
4. Pengalaman
Perkembangan
gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan
gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian
pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.
5. Praktik
Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan
dengan pengembangan motoriknya perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru.
Kebutuhan anak- anak tersebut menurut Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai
berikut :
1) Ekspresi melalui gerakan.
2) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan
anak.
3) Kegiatan yang berbentuk drama.
4)
Kegiatan yang berbentuk irama.
5)
Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.
C.
ASPEK-ASPEK BELAJAR GERAK
Tim penulis CRI
(1997) menjelaskan bahwa anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai
berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindah-pindah dari
satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Meskipun memiliki rentang konsentrasi yang
relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan
perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik
bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan sekaligus pararel. Pada usia
ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik
yang sangat aktif. Energi mereka seolah-olah tiada habisnnya.
Pada usia 5 tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk berfikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan diri pada tugas-tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri. Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik anak usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut.
Perkembangan
motorik anak bisa di pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan
untuk memantau perkembangan motorik adalah tes Denver. Tes ini membagi
perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan
bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif.
Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau
tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes
Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak,
apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.
Usia
1-2 Tahun
Motorik
Kasar :
1. Berjalan sendiri.
2. Naik tangga atau
tempat yang lebih tinggi dengan
merangkak.
3. Menendang bola ke
arah depan.
4. Berdiri dengan satu kaki selama satu detik.
5. Melompat di tempat.
6. Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi
dengan berpegangan.
7. Berjalan mundur beberapa langkah.
8. Menarik
benda yang tidak terlalu berat (kursi kecil).
1. Memegang alat tulis.
2. Membuat coretan bebas.
3. Menyusun menara dengan tiga balok.
4. Memegang gelas dengan dua tangan.
5. Menumpahkan benda-benda dari wadah dan memasukkannya
kembali.
6. Meniru garis vertikal atauhorisontal.
7. Memasukkan benda
ke dalamwadah yang sesuai.
8. Membalik halaman
buku walaupunbelum sempurna.
9. Menyobek kertas.
Usia
2-3 Tahun
Motorik
Kasar:
1. Berjalan sambil berjinjit.
2. Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki.
3. Melempar dan menangkap bola.
4. Menari mengikuti
irama.
5. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih
tinggi/rendahdengan berpegangan.
Motorik
Halus:
1. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari.
2. Melipat kertas
meskipun belumrapi/lurus.
3. Menggunting kertas tanpa pola.
4. Koordinasi jari
tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok.
Usia 3-4 Tahun
Motorik Kasar:
1. Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola).
2. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan
kaki bergantian.
3. Meniti di atas papan yang cukup lebar.
4. Melompat turun
dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak).
5. Meniru gerakan
senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat).
Motorik
Halus:
1. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat
penampung(mangkuk, ember).
2. Memasukkan benda kecil kedalam botol (potongan lidi,
kerikil,biji-bijian).
3. Meronce manik-manik yang tidak terlalu kecil dengan
benang yang agak kaku.
4. Menggunting kertas
mengikuti pola garis lurus.
Usia
4-5 Tahun
Motorik Kasar:
1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat
terbang, dsb.
2. Melakukan gerakan menggantung (bergelayut).
3. Melakukan
gerakan melompat,meloncat, dan berlari secaraterkoordinasi.
4. Melempar sesuatu secara terarah
5. Menangkap
sesuatu secara tepat
6. Melakukan
gerakan antisipasi.
7. Menendang
sesuatu secara terarah
8. Memanfaatkan
alat permainan di luar kelas.
Motorik
Halus:
1. Membuat
garis vertikal,horizontal, lengkung kiri/kanan,miring kiri/kanan, dan
lingkaran.
2. Menjiplak
bentuk.
3. Mengkoordinasikan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.
4. Melakukan
gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai
media.
5. Mengekspresikan
diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.
Usia
5-6 Tahun
Motorik
Kasar:
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
2. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam
menirukan tarian atau senam.
3. Melakukan
permainan fisik dengan aturan.
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.
Motorik
Halus:
1. Menggambar sesuai gagasannya.
2. Meniru bentuk.
3. Melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
4. Menggunakan alat tulis dengan benar.
5. Menggunting sesuai dengan pola.
6. Menempel gambar dengan tepat.
7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara
detail
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pembinaan olahraga harus dipahami sebagai
sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah-masalah yang terdapat di dalamnya
perlu ditelaah dari sudut pandang yang lugs. Gejala dalam kegitan olahra¬ga
tidak semata-mata dipandang dari aspek bio-psikis, tapi jugs dari aspek
sosial-budaya. Karena itu pula, prestasi olahraga merupakan se¬buah gejala
majemuk gejala bio-psiko-socio-kultural.
Ada empat dimensi kegiatan olahraga: olahraga
kompetitif yang menekankan kegiatan perlombaan dan pencapaian prestasi; olahrga
profesional yang menekankan tercapainya keuntungan material; olahraga rekreatif
yang menekankan tercapainya kesehatan rohani dan jasmani pencapaian kesegaran
jasmani dan pelepasan ketegangan hidup sehari-hari; olahraga pendidikan yakni
olahraga yang menekankan aspek kependidikan di mana olahraga merupakan alas
mencapai tujuan pendidikan Persamaan umum ialah bahwa keempat dimensi olahraga
tersebut memanfaatkan gerak rnanusia dalam pengertian umum, dan keterampilan
dalam pengertian yang lebih spesifik.
Prestasi olahraga terus meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi ialah faktor eksogen, seperti
lingkungan fisik tempat berlatih, lingkungan keluarga yang r-riembantu
membangun ambisi, clan faktor endogen yakni atribut yang melekat pada diri
seseorang seperti struktur anatomi, kemampuan fungsi fisiologis, dan sistem
persyaraf an. serta ciri-ciri kepribadian yang bersangkutan. Beberapa ciri
masalah pokok dalam pembinaan olahraga ialah ketimpangan daya yang dialokasi
untuk kegiatan olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. kurangnya investast
i1miah, Iemahnya manajemen dan pendekatan parsial. Sama sekali tidak sesuai
dengan tuntutan olahraga modern seperti sikap menerabas atau potong kompas,
rendah motif berprestasi, agresif tapi kurang fair, dan kurang bersedia untuk
bekerjp keras. Olahraga kompetitif iuga mengandung'-pbtensi negatif, di samping
dampak positif, sehingga gurul pelatih olahraga harus mengelola kegiatan In itu
guns memperoleh manfaat yang maksimal.
Untuk memperoleh manfaat yang maksimal clan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi permbinaan, dibutuhkan metode ilmiah dan
semangat ilmiah.
Teori itu sendiri dibangun melalui penelitian
ilmiah yang sistematis dengan me-manfaatkan metode dan insirumen yang cermat
untuk mengumpulkan fakta-fakta. Teori itu sendiri terbangun oleh elemen-elemen
berupa konstruk dan hukum-hukum yang diperoleh dari sejumlah penelitian. Sampai
seberapa jauh kebenaran teori, hat itu perlu diuji lagi melalui penelitian.
Tugas peneliti bukan membuktikan suatu teori itu benaratau sa¬lah. Jika fakta
yang diperoleh selaras dengan teori, maka kesimpulannya ialah fakta-fakta baru
itu mendukung teori yang telah ada. Sebaliknya. jika sejumlah fakta baru tak
cocok dengan teori yang ada, maka teori lama itu tak dapat dipertahankan lagi
lebenarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html
http://ariittonk.blogspot.co.id/2014/03/motor-learning.html
http://wengayo.blogspot.co.id/2010/06/prinsip-pembelajaran-gerak-dan-transfer.html
http://marufulkahri.blogspot.co.id/2013/09/belajar-gerak.html
http://janganpelitilmu.blogspot.co.id/2015/05/proses-dan-kondisi-belajar-gerak.html
http://berachunk-amrank.blogspot.co.id/2013/06/dimensi-belajar-gerak-dalam-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar